Indonesia menggandeng Jepang untuk penguatan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan Nasional. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Indonesia menggandeng Jepang untuk penguatan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan Nasional. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha menyampaikan penguatan ini sejalan dengan enam pilar transformasi Kesehatan Nasional.

Ia menjelaskan Indonesia sedang mengembangkan platform digital kesehatan nasional (SatuSehat), dan pendekatan genomik (BGSi). Kedua program ini diharapkan dapat berkolaborasi dengan Jepang.

”Kami mengundang mitra dari jepang untuk turut berkontribusi dalam pengembangan teknologi farmasi dan alat kesehatan di Indonesia,” ujar Sekjen Kunta Dalam acara Indonesia-Japan Pharmaceutical and Medical Device Business Forum, Kamis (6/10) di Osaka, Jepang, dikutip dalam rilisnya.

Baca juga:  Gara-gara Ini, Jadwal Operasional RS Nyitdah Mundur

Pada pilar ketiga, lanjut sekjen Kunta, pihaknya sedang berproses untuk mengubah ketahanan sistem kesehatan melalui peningkatan produksi farmasi dan alat kesehatan dalam negeri. Sesuai dengan kebutuhan layanan kesehatan baik di layanan Primer dan Sekunder, penguatan bioteknologi dilakukan melalui penguasaan vektor virus, teknologi berbasis asam nukleat, protein rekombinan untuk memproduksi vaksin dan obat-obatan bagi masyarakat di dalam negeri, seperti, eritropoietin, insulin, antibodi monoklonal dan produk turunan plasma.

Baca juga:  Tambahan Harian Pasien COVID-19 Sembuh Lampaui Kasus Baru, Sayangnya Korban Jiwa Masih Dilaporkan Bali

Di bidang farmasi, Kemenkes menargetkan untuk memproduksi 6 dari 10 Bahan Farmasi Aktif (API) secara lokal. Sekjen Kunta berharap adanya eksplorasi lebih lanjut mulai dari kemitraan, transfer teknologi, hingga kolaborasi penelitian dapat meningkatkan produksi alat kesehatan, bahan medis habis pakai di dalam negeri, dan manufaktur vaksin.

”Untuk mencapai target ketahanan tersebut, kami telah menetapkan kebijakan yang mencakup langkah-langkah kritis mulai dari fasilitasi uji klinis dan transfer teknologi. Dari sisi produksi juga diutamakan akslereasi produksi dari dalam negeri,” lanjut sekjen Kunta.

Baca juga:  Cegah Korupsi, Pemilihan Kepala Daerah Diusulkan Kembali Oleh DPRD

Forum Bisnis Indonesia-Jepang setidaknya dihadiri lebih dari 300 peserta secara luring dan daring. Sebagai outcome dari Forum Bisnis Farmalkes, telah ditandatangani komitmen kerja sama antara GPFI dengan mitranya di Jepang yakni the Federation of Pharmaceutical Manufacturers Association of Japan (FPMAJ), khususnya untuk membuka kontak dalam penjajakan co-production dan riset. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *