Tangkapan layar - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di Jakarta, Senin (10/10/2022). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Seluruh pengelola destinasi wisata diminta untuk meningkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi potensi bencana alam akibat curah hujan tinggi, sehingga wisatawan dapat terlindungi.

“Destinasi wajib waspada potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan angin kencang akibat cuaca ekstrem, khususnya yang memiliki aktivitas di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi, juga destinasi di daerah lereng-lereng yang berpotensi bencana tanah longsor,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dalam keterangan resmi di Jakarta, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (11/10).

Dia menghimbau pengelola pariwisata untuk menjaga setiap destinasi dan desa wisata, sehingga kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif tetap berjalan dengan aman serta nyaman.

Baca juga:  Pemerintah akan Upayakan Cara Terbaik Selamatkan Awak Nanggala-402

Menparekraf juga meminta pengelola dan seluruh pihak terkait mempersiapkan diri untuk menggali informasi serta mengikuti pelatihan menangani curah hujan tinggi yang dapat berpotensi menimbulkan longsor. “Kami berkoordinasi dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan tim SAR (search and rescue) setempat dan kita sudah membentuk tim manajemen krisis Kemenparekraf yang bekerja sama untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan SOP manajemen krisis kepariwisataan,” ungkap Sandiaga.

Baca juga:  Masa Tanggap Darurat di DIY Diperpanjang

Sebelumnya, Pantai Gemah yang menjadi objek wisata unggulan di pesisir selatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengalami rusak parah akibat banjir disertai longsor yang menerjang kawasan tersebut pada Senin (10/10/2022) malam.

Kendati tidak menyebabkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur dan bangunan di kawasan pantai yang biasanya ramai dikunjungi wisatawan itu tergolong parah.

Akses jalur lintas selatan (JLS) yang ada di dekat Pantai Gemah terputus akibat tertutup material longsor, puluhan bangunan yang sebagian besar warung roboh, jalan di area wisata amblas dan sebagian besar dataran di dekat pantai tergerus banjir cukup dalam dan luas.

Baca juga:  Triwulan I, Wisatawan ke Bangli Tercatat 136 Ribuan Orang

Tak sedikit kendaraan pengunjung maupun warga sekitar yang rusak, hilang ataupun tertimbun material longsor. Akibatnya, aktivitas ekonomi terhenti total. Banyak wisatawan memilih membatalkan niat mereka untuk menikmati keindahan Pantai Gemah.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung Bambang Ernawan mengungkapkan bahwa proses revitalisasi pascabanjir akan segera dilakukan.

Pihaknya memperkirakan kerugian material mencapai Rp1 miliar lebih. “Banyak akses yang rusak di Pantai Gemah, seperti jembatan, talud, warung pedagang hingga wahana wisata air yang ada di Pantai Gemah,” ucapnya. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *