Gubernur Bali, Wayan Koster menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja World Water Forum (WWF) ke-10 Tahun 2024 secara virtual di Jakarta, Sabtu (15/10). (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Presiden World Water Council (WWC), Loïc Fauchon, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest), Luhut B. Pandjaitan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan (Menteri PUPR), Basuki Hadimuljono menandatangani Perjanjian Kerangka Kerja World Water Forum (WWF) ke-10 Tahun 2024 secara virtual di Jakarta, Sabtu (15/10). Perjanjian ini sebagai penanda Indonesia terpilih menjadi tuan rumah dan Bali terpilih menjadi tempat pelaksanaan WWF ke-10 Tahun 2024.

Pada acara penandatanganan tersebut, Gubernur Koster memberi sambutan singkat yang berisi beberapa hal. Pertama, attas nama masyarakat Bali dan sebagai Gubernur merasa bahagia bisa menyambut Presiden World Water Council bersama delegasi pada acara Wolrd Water Forum ke-10 tahun 2024 di Bali. “Terima kasih telah memilih Bali. Bali mendapat penghargaan sebagai tujuan resort terbaik se-Asia. Lebih dari itu, beberapa tempat di Bali juga telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, seperti lanskap Subak Catur Angga Batukaru, Pura Kerajaan Taman Ayun, Pura Air Tertinggi Pura Ulun Danu Batur, serta Lanskap Subak Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan,” ujar Gubernur Koster.

Kedua, Gubernur Koster mengajukan pelaksanaan World Water Forum ke-10 pada 18-24 Mei 2024 agar secara resmi dibuka pada 18 Mei 2024. Karena pada tanggal tersebut merupakan Rahina Tumpek Uye, yaitu hari untuk menyucikan dan memuliakan air.

Acara forum tersebut akan berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). BNDCC merupakan tempat baru dan tempat yang mempunyai fasilitas konvension paling lengkap, bertempat di kompleks resort kelas dunia yang tenang dan aman di Nusa Dua. Tempat ini juga memiliki akses yang mudah ke banyak daya tarik dan tempat wisata.

Baca juga:  Mewujudkan Bali Hijau
Gubernur Bali, Wayan Koster. (BP/Istimewa)

Ketiga, perhelatan KTT G20 serta banyak lagi pertemuan internasional yang dilaksanakan sejak puluhan tahun sebelumnya, telah membuktikan bahwa Bali mampu menjadi tuan rumah even-even yang besar. Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia berkomitmen untuk mengatasi tantangan terkait air serta bisa mendorong perhatian dan aksi global untuk menyelesaikan tantangan-tantangan air dan bencana terkait air.

“Pada kesempatan istimewa ini, merupakan sebuah kebahagiaan serta kehormatan bagi saya, karena bisa mengundang Bapak Presiden World Water Council bersama delegasi semua untuk datang ke Bali pada acara World Water Forum ke-10 tahun 2024. Saya sangat mengharapkan semua delegasi datang ke Bali dengan mengajak pasangan dan keluarga, Kami sangat senang bisa memberikan pelayanan terbaik serta menyambut para delegasi berserta keluarga di Bali,” tandasnya.

Gubernur Koster, mengungkapkan bahwa Indonesia berhasil menjadi tuan rumah dan Bali sebagai tempat penyelenggaraan pertemuan WWF 2024 merupakan perjuangan yang sangat berat melalui proses panjang. Persiapan yang dilakukan oleh Pemprov Bali telah dimulai pada tahun 2019.

Gubernur Koster mengawali dengan menerbitkan Surat Rekomendasi tanggal 29 Juli 2019 Nomor: 503/9482/SEKRET/DISPUPR, yang ditujukan kepada Presiden WWC yang berkedudukan di Marseille, Prancis. Disampaikan beberapa pertimbangan, yaitu Bali sebagai pusat peradaban dunia, memiliki kekayaan dan keunikan adat istiadat, tradisi, seni dan budaya, dan kearifan lokal yang adiluhung, serta memiliki alam yang indah dengan keramahtamahan masyarakatnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Soroti Calo dan Provokator, Ngaku Sudah Kantongi Nama

Selanjutnya pada 8 Desember 2021, Gubernur Koster menerima kedatangan Panitia Seleksi Tuan Rumah World Water Forum 2024 yang dipimpin langsung oleh Governor of World Water Council, Dale Jacobson, didampingi Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Kementerian PUPR RI, Endra S. Atmawidjaja, Pendiri Indonesia Water Institute (IWI) sekaligus pakar tata air, Firdaus Ali, Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin dan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun di Gedung Gajah, Jayasabha, Denpasar.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Koster memaparkan Visi pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, yang bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi. Terdiri dari Atma Kerthi, Segara Kerthi, Danu Kerthi, Wana Kerthi, Jana Kerthi, dan Jagat Kerthi. Danu Kerthi mempunyai arti menyucikan dan memuliakan air, secara niskala dan sakala.

Secara niskala, memuliakan air dilakukan dengan Upacara Tumpek Uye, sedangkan secara sakala, upaya memuliakan air dilakukan dengan kebijakan yang di yaitu pembangunan yang harmonis terhadap alam dengan memuliakan air yang dituangkan dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 24 Tahun 2020 tentang Pelindungan Danau, Mata Air, Sungai, dan Laut. Kearifan lokal untuk memuliakan air merupakan warisan dari Leluhur yang adiluhung, untuk menjaga ekosistem alam agar air terjaga kualitasnya; karena bagi masyarakat Bali, air memiliki fungsi secara niskala yaitu untuk kepentingan upakara berupa tirta, dan fungsi secara sakala untuk kepentingan kehidupan sehari-hari (air minum, memasak, mencuci, dan pengairan).

Baca juga:  Beroperasi Sejak Lama, Tiga Usaha Pariwisata di Sekitar Danau Batur Tak Miliki IPAL

Rahina Tumpek Uye, hari memuliakan air sebagai sumber kehidupan dilaksanakan setiap 6 bulan kalender Bali, sedangkan upaya untuk menjaga sumber air dilaksanakan dengan kebijakan penghijauan, sistem pertanian organik, serta melarang tindakan mencemari air, sehingga debit dan kualitas air terpelihara dengan baik.

Mendengar penjelasan Gubernur Koster tersebut, membuat Governor of World Water Council, Dale Jacobson yang memimpin langsung election committee WWF 2024 yang didampingi tiga anggota Komite berasal dari Amerika Serikat, Perancis, dan Brazil menyatakan sangat terkesan dengan paparan Gubernur Koster. Sebab, secara nyata memperlihatkan bagaimana air jadi elemen penting dalam kehidupan dan juga pola pembangunan di Bali. “Saya terkesan, terutama melihat air jadi bagian penting sebagai sumber kesejahteraan bagi masyarakat Bali dan Saya juga apresiasi bahwa air jadi elemen penting dalam program pembangunan. Artinya, sustainability adalah hal yang utama,” sebut Dale Jacobson.

Kemudian Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyampaikan rasa syukurnya kepada Gubernur Koster, karena Pulau Bali terpilih sebagai tuan rumah WWF ke-10, setelah pada tanggal 19 Maret 2022 dilaksanakan pemilihan tempat penyelenggara WWF ke-10 di Dakar, Sinegal secara voting. Dimana yang divoting itu adalah Bali dan Italia dengan hasil, dari 36 negara yang mempunyai hak suara, 30 negara memilih Bali sebagai tuan rumah WWF ke-10, 1 negara memilih Italia, dan 6 negara abstain. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *