Anak-anak korban banjir Biluk Poh Kangin diajak bermain bersama untuk mengurangi kebosanan dan menghilangkan trauma pascabencana. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Warga Biluk Poh Kangin yang terdampak banjir bandang awal pekan lalu menyambut baik ada upaya relokasi agar tidak lagi tinggal di pengungsian. Hanya saja, warga berharap mereka tinggal tidak keluar dari Banjar atau Tempek di tempat yang lebih aman.

Sebab, selain sudah lama menetap hingga beberapa generasi, juga tidak jauh dari sumber mata pencarian mereka. Seperti dilontarkan pasutri Kadek Wardana (57) dan Made Muriati (51).

Mereka menginginkan bisa segera menempati tempat tinggal layak. Saat ini rumahnya yang berada di selatan jembatan Biluk Poh, luluh lantah dan dipenuhi dengan kayu-kayu. “Kalau bisa secepatnya (relokasi), tapi sangat berharap masih di banjar dan tempek ini,” ujarnya.

Baca juga:  Capai Target, KPN Satya Bhakti Jembrana Bukukan SHU Rp 489 juta rupiah

Pasutri ini sudah mengalami banjir bandang dan merusak rumah hingga dua kali. Terakhir ini yang paling parah dan rumah mereka saat ini rusak berat serta dipenuhi batang pohon. “Rumah kami itu sudah tidak bisa ditempati lagi dan khawatir hal serupa lagi, kami juga tidak mungkin tinggal di pengungsian terus. Kalau memang ada bantuan tempat tinggal kami harapkan segera,” katanya.

Harapan agar tempat tinggal bantuan nantinya tidak jauh, juga diharapkan I Gusti Kade Putra Darmawan. Warga sangat berharap bantuan rumah atau tempat tinggal relokasi tidak keluar dari tempek. Mereka sudah membangun dan terhimpun bersama di tempek, agar tidak keluar jauh.

Baca juga:  Banjir Bandang Landa Songan, Terparah di Lokasi Ini

Warga menyambut baik ada bantuan rumah sehingga tidak terlalu lama tinggal di pengungsian. Kelian Tempek V, Lingkungan Biluk Poh Kangin, I Made Suardiasa mengatakan sejak bencana banjir dua hari lalu, yang menginap di pengungsian sekitar 164 jiwa termasuk anak-anak dari 321 jiwa warga yang terdampak di Biluk Poh Kangin. Sisanya ada yang tinggal di tempat kerabat.

Saat ini warga masih fokus untuk pembersihan dan pemulihan dari trauma banjir yang menerjang dua kali dalam lima tahun. “Yang perlu dibutuhkan saat ini alat-alat pembersihan, seperti cangkul, sekop dan sepatu boot. Serta sandang seperti celana panjang serta selimut untuk yang tinggal di pengungsian malam hari,” ujarnya.

Baca juga:  Kejari Denpasar Bersihkan Sampah Plastik dan Pelayanan Hukum Gratis

Menurutnya saat ini warga masih trauma dan meratapi keadaan rumah tempat tinggal mereka yang hancur. Karena itu belum ada diskusi secara bersama bila dilakukan relokasi. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *