Jembatan darurat dibuat di dekat Jembatan Gantung Gelar Palunganbatu untuk akses warga. (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Jembatan gantung di atas Sungai Gelar putus akibat banjir bandang sepekan lalu. Putusnya jembatan ikonik berwarna merah itu kini membuat warga tidak dapat melintas dan harus memutar jauh.

Kondisi itu juga membuat anak SD dan PAUD harus menyeberangi sungai. Upaya membuat jembatan darurat dilakukan warga bersama aparat desa, BPD, Sekaa teruna serta Babinsa akhir pekan lalu.

Jembatan sederhana menggunakan batang kayu dan bambu ini dibuat untuk akses jalan antar-banjar namun baru bisa dilintasi pejalan kaki.

Baca juga:  Desa Adat Sesetan akan Melaksanakan Upacara Atma Wedana Massal

Kepala Kewilayahan Palungan Batu, desa Batuagung, I Made Pernama, mengatakan setelah hampir sepekan akses jalan warga terputus, diputuskan membuat jembatan darurat secara gotong royong. “Jembatan gantung gelar ini merupakan akses antar-warga di Palungan Batu khususnya terkait kepentingan adat. Termasuk anak SD dan TK untuk masuk sekolah mereka lewat sungai,” katanya.

Jembatan dari kayu ini hanya bisa dilalui pejalan kaki. Untuk keperluan ekonomi, warga bisa bisa memutar namun jauh ke selatan.

Baca juga:  Warga Dibuatkan Jembatan Darurat

Jembatan ini bisa dilalui sementara dengan menyambung antara batu ke batu seberang sungai dengan panjang sekitar empat meter. Di sisi lain, kondisi jembatan gantung gelar putus, Senin (17/10) dini hari akibat diterjang air bah yang tingginya hingga di atas jembatan.

Jembatan ini juga menjadi ikon obyek wisata gelar Palungan Batu. Namun kini sudah putus. Puing jembatan gantung dengan landasan kayu itu juga masih berada di lokasi. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Jembatan Darurat Dibangun di Jalan Perbatasan Karangasem-Klungkung
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *