NEGARA, BALIPOST.com – Banjir Bandang di Jembrana juga merusak pipa jaringan air bersih yang bersumber dari hulu. Banyak warga yang bergantung dari jaringan pipa itu tak bisa mendapatkan air.
Bahkan pipa untuk warga di wilayah Munduk Anyar, Tegalcangkring yang baru terpasang juga rusak tak dapat digunakan dampak banjir. Banjir juga membentuk aliran-aliran anak sungai kecil baru, dan sungai primer semakin dalam dan lebar.
Sementara kebutuhan air bersih karena dampak banjir ini juga dirasakan warga di Pohsanten, Sarikuning, Tukadaya hingga Yehembang Kauh. Truk-truk tangki air bantuan dari PUPR sejak akhir pekan lalu memasok air bersih ke permukiman warga yang terpencil. Seperti di Dusun Kedisan, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, yang mengalami krisis air bersih akibat pipa swadaya dari gunung hancur diterjang banjir.
Pembagian air dengan truk tangki ini nampak diserbu warga yang memang memerlukan air untuk keperluan sehari-hari. Pembagian air dipusatkan di dekat Pura Puseh setempat.
Warga sudah menyiapkan tempat penampung air mulai ember, galon hingga jeriken untuk mendapatkan pasokan air. Beberapa warga juga mengungsi meminta air bersih di rumah saudara atau kerabat yang menggunakan PDAM atau sumur. Namun untuk ke kerabat itu jauh dari lokasi rumah mereka.
Warga menyebut kondisi krisis air bersih ini dialami sejak banjir menerjang dari hulu. Bak-bak penampungan air di setiap rumah warga untuk menampung air dari pipa di pegunungan sudah tak berisi. Lantaran pasokan dari pipa air tersebut terhenti karena hanyut di hulu.
Kepala Kewilayahan Dusun Kedisan, I Made Lila Arsana mengatakan warga tidak mendapatkan air lantaran pipa-pipa swadaya mengalami kerusakan dampak banjir. Pipa dari sumber air di hutan hanyut.
Selain di hulu, banyak pipa yang disalurkan berada di aliran sungai, sehingga ketika banjir tersapu. Karena itu adanya bantuan air bersih ini sangat membantu warga. Sebelumny ia juga sudah berkordinasi ke BPBD Jembrana terkait dampak banjir ini dan memohon bantuan air bersih.
Selain di Kedisan, Yehembang Kauh, kondisi serupa juga terjadi pada pipa-pipa di Tegalcangkring dan Pohsanten, Mendoyo. Bahkan di Munduk Anyar, Tegalcangkring, pipa baru terpasang dan baru beberapa hari air dirasakan warga. Kini sudah rusak tersapu banjir. (Surya Dharma/balipost)