AMLAPURA, BALIPOST.com – Akses jalan penghubung Jungutan-Mumbul di wilayah Tukad Bangkak, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem mengalami kerusakan. Untuk bisa melintas, warga membangun jembatan darurat berbahan bambu.
Salah seorang Warga, Ni Ketut Marwati, Senin (7/11) mengungkapkan, kalau jembatan darurat berbahan bambu itu baru dibangun pada Minggu (6/11). Pembangunan jembatan itu dilakukan oleh warga secara bergotong royong. “Dengan jembatan darurat ini, setidaknya sangat membantu saya ketika mengantar anak sekolah diseberang jalan yang putus ini,” ucapnya.
Dia menambahkan, sebelum adanya jembatan darurat ini, dirinya harus memutar untuk menuju sekolah tempat anaknya menjalani pendidikan. Sebab, memang masih ada jalan alternatif yang lain untuk menuju ke sekolah anaknya, namun harus memutar.
“Saat jalan masih putus belum dibangun jembatan darurat ini, saya harus memutar lewat utara atau selatan yang jaraknya lumayan jauh. Tapi, sekarang kembali bisa lewat disini. Dan jaraknya memang lebih dekat dan cepat sampai ke sekolah,” katanya.
Sementara itu, seorang pedagang bubur I Made Karta, menjelaskan, kalau pihaknya merasa sangat terbantu dengan adanya jembatan darurat ini. Sebab, untuk berjualan dirinya lebih sering melintasi akses jalan tersebut.
“Lebih sering lewat disini, karena lebih dekat menuju ke lokasi jualan di sekolah-sekolah yang ada disini. Karena saat belum adanya jembatan ini, saya kadang-kadang lewat alternatif di utara dan selatan. Dan sekarang akhirnya kembali bisa melintas disini,”Katanya.
Sedangkan, Perbekel Jungutan, I Wayan Wastika, menjelaskan, pembangunan jembatan darurat ini dilakukan agar pejalan kaki dan sepeda motor dapat melintas. Sebab, akses jalan ini cukup vital karena sering dilewati oleh warga karena merupakan akses perekonomian masyarakat. “Minimal jembatan bisa dilewati pejalan kaki dan sepeda motor oleh warga untuk beraktivitas maupun mengantar anak-anak sekolah bagi yang memiliki anak kecil,” katanya.
Wastika, menjelaskan, selain pembangunan jembatan ini, pihaknya juga berencana membangun jembatan darurat yang lainnya, seperti di Pagleg, Yeh Kori, jalan menuju Pasar Agung, dan jalan yang putus lainnya. “Dengan dibangun jembatan serupa, maka bisa dilewati warga. Khusunya buat anak-anak sekolah. Karena ketiga hujan dan ada air sungai mereka tak bisa lewat,” imbuh Wastika. (Eka Parananda/balipost)