MANGUPURA, BALIPOST.com – Pascakebakaran yang melanda pelinggih utama, Meru Tumpang Tiga di Pura Uluwatu, pihak Desa Adat Pecatu, segera menggelar upacara guru piduka. Hal itu penting dilakukan, mengingat dalam waktu dekat, rangkaian hari raya akan mulai.
Menurut Bendesa Adat Pecatu, Made Sumerta, Rabu (9/11), pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak pengempon Pura yakni Penglingsir Puri Jro Kuta dengan melibatkan Ida Pedanda. Nantinya, kata Sumerta, akan dibicarakan seperti apa tahap dan prosesi berikutnya, sebelum nantinya dilakukan renovasi.
“Yang pasti kita koordinasikan dulu, apa tahapan tahapan yang perlu dilakukan, bersama dengan pengempon Pura dan Ida pedanda. Rencana dalam waktu dekat. Akan Dilakukan Upacara guru piduka,” katanya.
Kondisi serupa, kata Sumerta, pernah juga terjadi sebelumnya, yakni, kira-kira tahun 1987-an. Saat itu, palinggih utama ini juga sempat terbakar karena tersambar petir. “Dulu sempat juga terjadi kebakaran sama, tersambar petir tahun 87-an,” ucapnya.
Terkait kejadian tersambar petir ini, ke depan, ini akan menjadi pelajaran, untuk antisipasi. Meski sebelumnya di bangunan ini, telah dipasang penangkal petir.
Namun, belum diketahui apakah penangkal petir atau ditera atau belum. Apalagi lokasi Pura berada di pinggir pantai, tentu sangat rawan tersambar petir.
Meski area utama saat ini tidak diizinkan untuk melakukan persembahyangan, namun berkaitan dengan kejadian ini, nantinya pelayanan umat yang akan melakukan persembahyangan akan tetap dilayani. Namun kata Sumerta, bagi umat yang akan bersembahyang, dimohonkan permaklumannya, hanya diizinkan dari madya mandala. “Persembahyangan tetap bisa dilakukan, namu tempatnya disesuaikan, di madya mandala, sambil melihat perkembangan lebih lanjut,” ucapnya. (Yudi Karnaedi/balipost)