SURABAYA, BALIPOST.com – Vaksin COVID-19 buatan Universitas Airlangga Surabaya, Inavac telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof. Moh Nasih mengungkapkan hal itu di sela sidang dies natalis kampus setempat ke-68, Rabu (9/11).
Dikutip dari Kantor Berita Antara, ia mengatakan, Inavac telah mendapatkan izin emergency use authorization oleh BPOM dan akan diproduksi secara massal. Vaksin ini digunakan sebagai pencegahan COVID-19 menggunakan inactivated virus dan dapat diberikan pada individu usia 18 tahun ke atas.
Metode ini menggunakan virus yang telah dimodifikasi atau dinonaktifkan sehingga virus tidak dapat memperbanyak diri dan menyebabkan penyakit. Oleh karenanya Rektor turut menyampaikan terima kasih kepada berbagai elemen yang telah mendukung pengembangan vaksin ini.
“Rumah Sakit dr. Soetomo juga luar biasa support-nya. Yang tak kalah pentingnya adalah peran peneliti Unair yang bekerja keras untuk hal ini,” kata dia.
Prof Nasih menyatakan, vaksin ini diciptakan dalam upaya untuk mendorong adanya kontribusi dan impact Unair yang signifikan. Atas pencapaian tersebut, mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan turut menyampaikan rasa senangnya karena vaksin hasil karya anak bangsa ini dapat dikerjakan sampai selesai.
“Saya ikut senang karena Unair memproses vaksin ini sampai selesai. Bagaimana vaksin ini berhasil di-launching, bagaimana cari orang yang mau menjalani vaksin. Cari orang yang bersedia diuji klinis luar biasa sulitnya. Tapi Unair berhasil menyelesaikannya,” kata dia.
Proses riset dan pengembangan vaksin akan terus berjalan, diharapkan setelah Inavac akan ada produk vaksin lain yang dihasilkan sehingga dapat menjawab tantangan dan masalah di masa depan.
Unair saat ini tengah mengembangkan vaksin booster dan vaksin COVID-19 untuk anak. “Kabar soal vaksin sudah dapat sangat menggembirakan semoga nantinya vaksin booster dan anak bisa masuk,” katanya. (kmb/balipost)