DENPASAR, BALIPOST.com – Persiapan KTT G20 sudah mencapai 99 persen. Tidak hanya kesiapan infrastruktur, venue dan tema yang dibahas saat KTT G20, tim kesehatan dari Bali pun telah disiagakan. Rumah Sakit swasta dan milik pemerintah di Bali bergotong royong mendukung Gubernur Bali, Wayan Koster, menjadi tuan rumah KTT G20 yang baik sekaligus mewujudkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Peran sertanya menjadi pembuktian bahwa Bali tidak hanya memiliki kesiapan menjadi tempat destinasi wisata dan MICE tapi juga siap dari sisi kesehatan.
Hal itu terungkap saat Dialog Merah Putih “Bali Era Bali” Nangun Sat Kerthi Loka Bali, Selasa (8/11) di Warung Bali Coffee Jalan Veteran Denpasar. Di acara yang bertajuk ”RS mendukung G20 dan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali” itu, Plt. Direktur Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM) dr. Ketut Suarjaya, M.PPM., mengatakan, kesiapanya mendukung dan menyukseskan KTT G20. RSBM menjadi salah satu rumah sakit rujukan untuk melayani delegasi dan peserta G20. Untuk itu, ia telah mempersiapkan alur pelayanan rumah sakit, SDM dan ruang pelayanan termasuk ruang rawat inap.
Tim medis ada yang standby di venue dan di bandara selama 24 jam. RSBM memiliki 77 dokter, namun hanya dokter spesialis jantung, dokter spesialis bedah, dokter anastesi dan dokter spesialis penyakit dalam yang diperbantukan di venue dan bandara. Dari 6 dokter penyakit dalam, 2 diperbantukan ke venue, dari 7 dokter anastesi, 2 dikirim ke venue, dan dari 32 dokter umum, 2 dikirim ke venue.
Selain itu, antara ruang IGD, ICU, ICCU khusus untuk G20 terpisah dengan pelayanan masyarakat umum. Ia juga menyiapkan 10 ruang VVIP Suite dan 4 ICCU dan ICCU untuk peserta G20. “Dari IGD kami sudah siapkan ICU dan ICCU dan ruang khusus rawat inap yang kami set up dan blokir untuk delegasi G20. Berbeda dengan event internasional lain. SDM kami siapkan tidak boleh libur selama perhelatan bahkan di venue dan bandara 7×24 jam itu timnya terus standby,” ujarnya.
Beberapa kali menjadi tim kesehatan untuk perhelatan internasional membuatnya siap menangani KTT G20 dari sisi kesehatan. Diakui, kesiapan secara umum sama dengan event internasional lain, namun karena ini event khusus maka persiapannya lebih spesifik seperti surveilance penyakit, upaya pencegahan dini, prokes, menyiapkan tim yang menangani di lapangan, tim swab bahkan telah menyiapkan tim service ambulans, mini ICU dengan tim, mulai dari jantung, anestesi, bedah, interna, perawat dan ambulans advance. Ini semua bagian dari mewujudkan Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Bali, Dr.dr. IBG Fajar Manuaba, Sp.OG., MARS. mengatakan beberapa RS swasta juga telah disiagakan. Kesiapan RS swasta adalah menjadi benteng lapis kedua, karena pada lapis pertama adalah RS pemerintah. Namun beberapa RS swasta telah ditunjuk menyiapkan ambulans untuk siaga di venue.
Dinas Kesehatan telah mengedarkan surat edaran per 1 November untuk semua RS di Bali siaga dalam menghadapi kegawatdaruratan, baik RS pemerintah maupun swasta. Walaupun tidak semua RS Swasta ikut di venue namun ia sudah mengingatkan RS swasta untuk selalu siaga jika ada kasus yang memerlukan penanganan kegawatdaruratan, perlu penjemputan atau rawat inap.
“Kesiapan kami tidak kalah dengan RS pemerintah. RS yang ditunjuk di venue pun dikatakan telah siap dan yang tidak ditunjuk pun juga siap karena segala kemungkinan kan bisa terjadi namun telah berkoordinasi jika terjadi apa-apa bisa saling menghubungi,” ujarnya.
Hal ini ia akui karena delegasi dan peserta G20 tak hanya di ruangan dan berada di kawasan Nusa Dua. Mereka dipastikan akan mengunjungi objek wisata di Bali, Di situlah peran strategis pelayanan berstandar internasional anggota ARSSI diperlukan, menunjukkan bersama Bali pas memegang ikon Medical Tourism sesuai arahan Gubernur wayan Koster. ”Semoga semua berjalan baik,” tegasnya.
Kepala Unit Rawat Gawat Darurat dan Tindakan Medik RSUD Wangaya Ns. I Nyoman Sunirda, S.Kep. mengatakan peran RS milik Pemkot Denpasar sebelum acara puncak KTT G20 telah dilibatkan berupa meeting persiapan. Diakui pihaknya selalu ditugaskan sebagai tim kesehatan di area Nusa Dua. Bahkan ia sering berperan aktif menjadi Tim mini ICU untuk kunjungan kerja Presiden. “Karena sudah pernah sebagai tim mini ICU, tim kami siapkan dengan cepat dan swab PCR dan prokes dan acara puncak nanti kami akan ditugaskan di area Serangan,” ungkapnya.
RSUD Wangaya juga menyiapkan sejumlah ruangan perawatan khusus bagi delegasi KTT G20, namun pelayanan domestik tetap dibuka. ”Hanya kami pisahkan dan siagakan tenaga medis pilihan juga,” ujarnya.
Bagi dia, tugas menyukseskan KTT G20 adalah tantangan dan tanggung jawab besar bagi nama baik Bali di mata internasional. Makanya dia setuju pernyataan Gubernur Wayan Koster mari kita jaga dan pertaruhkan nama baik Bali dan Indonesia di mata dunia. Apakagi misi G20 dan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali benar-benar sejalan. (Citta Maya/balipost)