Siswa belajar berkelompok saat PPJ diberlakukan di Denpasar Selatan, Senin (14/11). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kebijakan pemerintah mewajibkan pembelajaran jarak jauh untuk wilayah Denpasar Selatan terkait dengan pelaksanaan KTT G20 di Nusa Dua yang puncaknya berlangsung pada 15-16 November. Dalam pelaksanaan belajar daring ini, sejumlah siswa memilih belajar berkelompok.

Seperti yang dilakukan siswa SMP PGRI 7 Denpasar di Kelurahan Panjer Denpasar. Mereka berkumpul di salah satu rumah siswa kemudian mengerjakan tugas secara bersama-sama.

I Kadek Agus Sanjaya siswa kelas VII SMP PGRI 7 Denpasar, Senin (14/11) mengatakan belajar kelompok dilakukan agar lebih mudah memahami pelajaran. “Agar lebih mudah dan saling membantu memahami kalau tidak mengerti,” kata Agus Sanjaya.

Baca juga:  PM Inggris akan Sampaikan 5 Rencana Ekonomi di KTT G20

Ia mengatakan, untuk hari ini ada 3 mata pelajaran dan semua diberikan tugas oleh gurunya. “Kita diberikan link yang berisi soal. Nanti dijawab langsung dikirim lewat web sekolah,” katanya.

Karena belajar secara kelompok, ia mengaku tak ada kesulitan karena mereka saling membantu dan berdiskusi dalam mengerjakan soal. Meskipun demikian, Agus mengaku lebih suka belajar langsung ke sekolah. “Karena lebih ngerti dijelasin langsung sama guru,” katanya.

Sementara itu, terkait dengan KTT G20, dilakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berdasarkan surat edaran nomor 35425/SEKRET/2022. Dimana wilayah yang terkena PPKM saat G20 melaksanakan pembelajaran daring mulai 12-17 November 2022.

Baca juga:  Senin Dini Hari, PM Fumio Kishida Tiba di Bali

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kota Denpasar, A.A. Gede Wiratama mengatakan semua sekolah di Denpasar Selatan terkena PPKM. “Ada 218 sekolah yang melaksanakan daring di Denpasar selatan,” kata Wiratama.

Wiratama mengatakan sekolah yang ikut daring mulai dari kelompok bermain, TK/PAUD, SD, SMP, termasuk SMA/K. Adapun rincian sekolah daring tersebut yakni TK/PAUD sebanyak 79, kelompok bermain sebanyak 21, tempat penitipan anak sebanyak 4 titik. Selain itu, Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM) sebanyak 2 tempat namun satu tempat sudah tidak aktif.

Baca juga:  Begini Penjelasan BMKG Soal Gempa

SD Negeri maupun swasta sebanyak 70 sekolah, SMP Negeri maupun swasta 23 sekolah, SMA sebanyak 10 sekolah. Sementara untuk SMK sebanyak 8 sekolah, serta SLB sebanyak 1 sekolah. “Untuk pelaksanaannya, Denpasar sudah sangat siap. Semua persiapan sudah, karena saat pandemi cukup lama kita menerapkan sekolah daring maupun PJJ,” kata Wiratama. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *