BANGLI, BALIPOST.com – Rusaknya atap bangunan SDN 4 Jehem hingga harus ditutupi terpal, sudah ditinjau dinas terkait. Untuk sementara, pihak sekolah disarankan melakukan perbaikan ringan menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS).
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bangli Komang Pariartha, Kamis (17/11) mengaku, pihaknya sudah turun ke SDN 4 Jehem untuk melihat langsung kondisi atap sekolah yang kini ditutupi terpal. Terkait kerusakan yang terjadi, pihaknya telah menyarankan sekolah agar melakukan perbaikan ringan menggunakan dana BOS. Menurutnya dana BOS yang tersedia cukup dan memungkinkan untuk membiayai perbaikan ringan. “Saya sudah sarankan kaseknya untuk melakukan perbaikan ringan dulu. Mana yang rusak gentengnya supaya diturunkan, diganti. Usuk dan rengnya juga. Sambil menunggu kucuran bantuan dana DAK,” kata Pariartha.
Dikatakan bahwa untuk bisa dapat bantuan perbaikan dari dana DAK, pihak sekolah sudah mengusulkannya lewat dapodik.
Sembari menunggu adanya kucuran DAK dari pusat, Pariartha mengaku pihaknya juga akan mengupayakan perbaikan bisa segera dilakukan dengan dana APBD Bangli. Disampaikan bahwa dalam APBD, Pemkab Bangli rutin mengalokasikan anggaran untuk perbaikan sekolah. Hanya saja berapa besaran dana yang dialokasikan, pihaknya tidak menyebutkan. “Saya tidak hafal. Di (APBD) induk ada (disediakan). Di Perubahan juga ada,”pungkasnya.
Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya SDN 4 Jehem terpaksa menutup atap salah satu gedungnya dengan terpal. Itu dilakukan lantaran kondisi atap jebol.
Kepala SDN 4 Jehem I Made Suka Murna mengatakan gedung yang atapnya ditutupi terpal merupakan gedung yang dipakai untuk ruang belajar kelas III dan ruang guru. Pihaknya terpaksa menutupi dengan terpal karena kondisi atap sudah jebol sejak dua hari lalu. “Atapnya jebol karena kerangkanya sudah lapuk. Pemasangan terpalnya baru tadi kami lakukan, supaya kerusakannya tidak semakin parah,” kata Murna, Rabu (16/11).
Pihaknya juga mengaku telah memindahkan kegiatan belajar siswa kelas III-nya ke ruang perpustakaan sejak bebeapa hari lalu. Itu dilkukan demi keamanan dan kenyamanan siswa.
Diungkapkan bahwa tidak hanya ruang kelas III dan ruang guru, hampir semua ruangan di sekolahnya kondisinya rusak dan bocor. Termasuk ruang perpustakaan yang kini ditempati siswa kelas III. Selain karena usia kerangka atap yang sudah tua, kerusakan atap sekolahny juga disebabkan karena dimakan rayap.
Murna mengatakan pihaknya sebenarnya sudah beberapa kali melakukan perbaikan terhadap atap gedung sekolahnya. Khususnya atap gedung kelas III dan ruang guru. Terakhir perbaikan dilakukann beberapa bulan lalu. Tapi belum setahun bocor lagi.
Selama ini pihaknya tidak bisa melakukan perbaikan total karena anggaran yang tersedia di sekolah terbatas. Pihaknya sangat berharap kerusakan bangunan sekolahnya bisa segera mendapat perbaikan. Supaya siswanya bisa lebih nyaman belajar. (Dayu Rina/Balipost)