BEIJING, BALIPOST.com – Kasus kematian akibat infeksi COVID-19 kembali mengejutkan Pemerintah China. Peristiwa itu terjadi tatkala negara berpenduduk terbanyak di dunia itu sedang memperketat kebijakan nol kasus secara dinamis.
Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) di Beijing, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Minggu (20/11), melaporkan adanya satu kasus kematian. Kematian yang terjadi pada Sabtu (19/11) tersebut merupakan kasus kematian pertama dalam tujuh bulan terakhir.
NHC tidak menyebutkan secara terinci, namun diduga kasus kematian tersebut menimpa seorang lansia di Beijing. Sudah dua pekan terakhir ini protokol kesehatan antipandemi COVID-19 di Beijing diperketat.
Otoritas setempat mengingatkan warga Ibu Kota tidak keluar rumah, kecuali untuk urusan mendesak. Warung, restoran, kafe, dan pusat keramaian lainnya di Beijing, khususnya di Distrik Chaoyang, yang paling banyak dihuni warga asing, tutup.
Dengan bertambahnya kematian itu, maka jumlah kematian akibat COVID-19 di China sejak 2020 sampai sekarang sebanyak 5.227 kasus, demikian NHC.
NHC juga menyebutkan bahwa di China pada Sabtu terdapat 2.204 kasus baru yang ditularkan secara lokal dan 22.011 kasus tanpa gejala.
Selain Beijing, lonjakan kasus terakhir yang paling parah juga terjadi di Guangzhou, Provinsi Guangdong.
Selama pengetatan prokes antipandemi COVID-19 sejak bulan lalu sedikitnya ada tiga kasus kematian tak langsung di China yang terjadi akibat keterlambatan penanganan medis seperti dialami dua balita dan satunya lagi pada orang tua yang bunuh diri di rumahnya yang sedang di-lockdown. (Kmb/Balipost)