RAKER-Suasana raker antara Komisi III dengan sejumlah OPD di lingkungan Pemkot Denpasar, Senin (21/11). (BP/Ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Memasuki akhir tahun, sejumlah proyek fisik mulai menjadi perhatian jajaran Komisi III DPRD Denpasar. Terlebih, pada tahun 2022 ini, terdapat 11 pembangunan ruang kelas baru (RKB) untuk jenjang pendidikan SD dan satu SMP Negeri. Sayangnya, dari seluruh proyek fisik tersebut, delapan proyek mengalami deviasi negatif atau molor. Alasannya, karena kondisi cuaca yang sering hujan.

Hal ini mengemuka dalam rapat kerja antara Komisi III DPRD Denpasar dengan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora), Dinas PUPR, serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Senin (21/11). Rapat kerja yang dipimpin Wakil Ketua DPRD, Wayan Mariyana Wandira didampingi Ketua Komisi III, Eko Supriadi tersebut dihadiri pimpinan OPD terkait.

Baca juga:  Waktu Mepet, Danau Buatan Batal Dibangun Tahun Ini

Kadisdikpora Denpasar, A.A.Gede Wiratama memaparkan, pada tahun ini pihaknya memiliki 11 proyek fisik pembangunan RKB di jenjang SD. Selain itu, ada pula satu pembangunan sekolah jenjang SMP, yakni SMPN 15 Denpasar di Padangsambian Kaja.

Dari proyek tersebut, hingga saat ini sebagian sudah ada yang mengalami deviasi positif atau maju dari target. Proyek yang mengalami progres maju, di antaranya pembangunan RKB SD 2 Serangan (maju 1,58 persen), SD 9 Sesetan targetnya 62, 433 persen, realisasi 67,845 persen. Demikian pula SD 26 Pemecutan targetnya 65,7 persen, realisasi 65,8 persen, SD Sumerta target 64,35 persen, realisasi 64,56 persen.

Baca juga:  Terkatung-katung, Pekerja di Proyek Kampus KP Pengambengan

Sedangkan proyek RKB SD yang molor dari target di antaranya SD 3 Pemecutan, SD 1 Pedungan, SD 5 Ubung, SD 10 Sanur, SD 2 Dangri, SD 8 Sumerta dan SD 4 Penatih. Meski demikian, masih ada waktu hingga akhir Desember ini, pihak rekanan akan terus digenjot agar bisa menyelesaikan proyek sebelum 28 Desember mendatang.

Terhadap molornya sejumlah proyek fisik ini menjadi sorotan sejumlah anggota Komisi III, di antaranya A.A.Susruta Ngurah Putra dan A.A.Gede Mahendra. Kedua wakil rakyat dari Demokrat dan Golkar ini menyayangkan molornya proyek tersebut akibat cuaca. Semestinya pihak rekanan tidak bisa menjadikan cuaca sebagai alasan molornya proyek. Karena sebelum proyek diambil, sudah mengetahui persoalan yang ada, misalnya saja, kondisi lahan, waktu pengerjaan, serta kendala yang lain. “Cuaca hujan ini kan bukan baru terjadi. Ini setiap tahun sudah jelas. Jadi ini bukan menjadi alasan,” ujar Susruta. (Asmara Putera/Balipost).

Baca juga:  2018, Pembangunan Pasar Loka Crana Dilanjutkan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *