Ketua Yayasan Dalem Gedong Ratih, I Ketut Dharma Kresna Wijaya melakukan pemotongan tumpeng dalam puncak perayaan HUT Ke-2 Yayasan Dalem Gedong Ratih di Mambal Badung, Sabtu (26/11). (BP/suk)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Ritual upakara manusa yadnya sampai saat ini masih dipersepsikan berbiaya mahal. Mengikis persepsi ini, Yayasan Dalem Gedong Ratih hadir dengan membantu masyarakat melaksanakan Yadnya dengan biaya murah tanpa kehilangan esensi.

Bahkan pelayanan kini diperluas lagi dengan membantu masyarakat memastikan lelintihan dan kawitan melalui pewacakan keris, situs dan ritus. Ketua Yayasan Dalem Gedong Ratih Ketut Dharma Kresna Wijaya saat puncak HUT Ke-2 yayasan yang dipimpinnya Sabtu (26/11) malam di Mambal Badung mengatakan, sejak 8 tahun lalu, pihaknya telah melakukan pelayanan.

Namun baru dua tahun lalu, pelayan kepada masyarakat di wadahi melalui yayasan agar terpenuhi secara legal. “Sebenarnya pelayanan telah kami lakukan sejak delapan tahun lalu. Baru sejak dua tahun lalu diwadahi melalui yayasan agar memiliki legalitas,” kata Dharma Kresna Wijaya.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Bali Mulai Turun, Sayangnya Masih 3 Digit

Perayaan ulang yang kedua ini, Yayasan Dalem Gedong Ratih, menurut Kresna Dharma Kresna Wijaya digunakan sebagai momentum memperkuat kembali visi dan moto “mekarya lan meyadnya”. Adapun makna visi tersebut adalah masyarakat terutama Hindu Bali dapat tetap bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan hidup namun kewajiban beryadnya juga tetap dapat dilaksanakan.

“Jadi semeton Hindu di Bali tetap bekerja untuk kesejahteraan, dan kegiatan Yadnya sebagai kewajiban tidak ditinggalkan karena dapat dilaksananakan mengedepankan esensi dan biayanya tidak mahal,” kata penekun batu akik ini.

Baca juga:  Cegah Melonjaknya Kasus COVID-19 di 2022, Pengamanan dan Patroli Ditingkatkan

Untuk itulah HUT Ke-2, diisi dengan kegiatan pelatihan sangging dan upacara manusia Yadnya metelubulanin, mepetik, merajasewala, merajasinga, meotonan dan mawinten. Adapula bakti sosial berupa pemberian pisang kepada kera-kera di Alas Kedaton.

Sementara untuk puncak acara HUT dilaksanakan syukuran dengan potong tumpeng, hiburan dan peluncuran produk VCO milik Yayasan Dalem Gedong Ratih.

Pembina sekaligus koordinator Kegiatan HUT Ke-2 Yayasan Dalem Gedong Ratih, Jro Mangku Nyoman “Sengap” Ardika, menjelaskan kegiatan mengisi ulang tahu telah dilaksanakan mulai 7 November dimulai dengan pelatihan sangging. Lalu 19 November pemberian makanan berupa pisang kepada kera-kera di Alas Kedaton Tabanan dan di 23 November upacara manusia yadnya. “ Semua kegiatan dilaksanakan sebagai wujud rasa syukur dan menguat kan visi yayasan yakni Mekarya lan meyadnya. Sekaligus menunjukkan bahwa yayasan bermanfaat bagi semua mahluk,” tegas personil group lawak Celelontong Mas ini.

Baca juga:  Liburan di Bali Jangan Cuma Rebahan, Kamu Bisa Coba Daki 9 Gunung Ini

Menurut Dharma Kresna Wijaya, yayasan yang dipimpinnya juga melayani untuk pewacakan keris, pewacakan situs dan ritus. Pewacakan keris selain untuk mengetahui pamor dan usia keris, juga dapat melacak kawitan dan lelintihan. Demikian pula dengan pewacakan situs dan ritua dapat melacak jejak leluhur pemilik situs berupa sanggah gede atau merajan. (Winata Nyoman/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *