AMLAPURA, BALIPOST. com – Desa Adat Besakih telah melaksanakan upacara Pamarisuda Giri Pawarta Gunung Agung pasca meninggalnya pendaki WNA asal Amerika Serikat beberapa waktu lalu saat melakukan aktivitas pendakian di Gunung Agung di Pura Pengubengan, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, pada Rabu (30/11).
Pemucuk Pemangku Pura Agung Besakih, Gusti Mangku Jana, mengungkapkan, sebelum pelaksanaan upacara Pamarisuda Giri Pawarta Gunung Agung hari ini, tiga hari pasca kejadian Desa Adat Besakih telah melaksanakan upacara pembersihan (pangrapuh) di lokasi WNA meninggal terjatuh lerang Gunung Agung.
“Upacara Pamarisuda Giri Pawarta Gunung Agung ini bertujuan untuk penyucian gunung dan hutan-hutan di Gunung Agung dengan adanya kejadian itu. Kita pusatkan di Pura Pengubengan, karena merupakan istana ida bhatara Gunung Agung, “ucapnya.
Mangku Jana, menambahkan, upacara rsi gana. Untuk sanggar surya ada sarana upakaranya ada catur rebah, dan di sornya lengkap dengan tetandingan rsi gana. Kemudian dasarnya caru panca kelud, dilengkapi pebangkit, gelar sanga beserta tebasan-tebasan terkait. Termasuk upakara sapuh lara melaradan, tebasan guru piduka dan mendu piduka,” katanya.
Sementara itu, Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha, menjelaskan, upacara ini harus dilaksanakan. Karena secara niskala, meski dilakukan penyucian kembali pasca adanya kejadian WNA yang meninggal di Gunung Agung tersebut. “Bila upacara ini tidak dilakukan, secara sekalanya kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya,” jelas Widiartha. (Eka Prananda/Balipost).