NEGARA, BALIPOST.com – Warga di Banjar Sekar Kejula Kelod, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jumat (2/12) pagi membuat jembatan darurat berbahan kayu. Jembatan ini digunakan pengubung jalan bagi belasan kepala keluarga yang sempat terisolir akibat banjir bandang dua bulan lalu. Banjir bandang selain menerjang jembatan utama di Desa Yehembang Kauh, juga menghanyutkan jembatan plat deker di Banjar ini.
Difasilitasi Babinsa setempat, jembatan darurat itu dibuat menggunakan bahan kayu dan bambu secara swadaya. Perbekel Yehembang Kauh I Komang Darmawan mengatakan, jembatan akses 17 KK itu sebelumnya berbahan plat. Saat banjir bandang melanda sungai September lalu, jembatan rusak dan akses warga terpaksa menyeberang sungai. Bahan yang digunakan untuk jembatan darurat merupakan hasil swadaya warga dan sumbangan.
“Kalau dari desa belum bisa menganggarkan karena akhir tahun. Dan untuk membuat jembatan anggarannya tidak mencukupi,” katanya kepada wartawan.
Selain jembatan kecil ini, jembatan utama penghubung di tengah desa juga hancur. Hingga akhir tahun ini belum ada kepastian terkait pembangunannya. Warga masih melalui sungai di saat air surut untuk melintas. Termasuk siswa sekolah yang tinggal di Utara desa, terpaksa menyeberangi sungai.
Jembatan ini merupakan salah satu jembatan yang hancur parah tersapu banjir bandang dua bulan lalu. Air sungai meluap hingga diatas jembatan, hingga menghanyutkan jembatan. Termasuk setra yang berada di dekat jembatan juga kebanjiran dan sejumlah fasilitas mengalami kerusakan. Puing beton jembatan Yehembang Kauh itu hingga saat ini masih melintang di sungai. (Surya Dharma/Balipost)