AMLAPURA, BALIPOST.com – Gubernur Bali, Wayan Koster mengajak para pedagang dan warga yang akan menempati kios di seputaran Kawasan Suci Besakih untuk selalu menjaga kerukunan dan kekompakan. Mengingat pembangunan kawasan tersebut sudah mendekati rampung.
“Saya minta semuanya guyub dan kompak semua, agar nanti terlihat rapi dan keren kawasan ini. Agar orang bisa menilai ‘begini sekarang Besakih’ setelah ditata. Lan megae bareng-bareng (ayo bekerja bersama-sama, red),” ajak Gubernur Koster saat acara Sosialisasi Rencana Pengelolaan dan Pemanfaatan Aset Pemerintah Provinsi Bali di Kawasan Suci Pura Agung Besakih di Ruang Audio Visual Wiyata Mandala, Gedung Parkir Kawasan Suci Besakih, Rendang, Karangasem, Jumat (2/12).
Gubernur Koster menjelaskan, penataan kawasan Besakih merupakan suatu perjuangan keras pihaknya untuk tetap menjalankan proyek ini di tengah kondisi pandemi yang melanda. “Jika tidak ada restu Ida Bhatara, serta doa masyarakat saya kira tidak berjalan. Semuanya sudah beres dan tinggal merapikan saja nanti pada Februari 2023 mendatang dan sudah bisa selesai sebelum upacara Ida Bhatara Turun kabeh, April 2023, semuanya sudah bersih indah dan rapi,” tandas Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Pria asal Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini memaparkan untuk segala operasional dan pengelolaan kawasan suci Besakih yang baru, akan dibentuk suatu badan khusus dan hasil pengelolaan tersebut jika terdapat selisih akan diberikan kembali ke desa adat dan pengempon pura setempat. “Besakih ini tidak akan dijadikan sumber PAD (pendapatan asli daerah,red), tapi biarkan sepenuhnya untuk desa adat dan pengempon pura untuk keperluan upacara, upakara piodalan dan keperluan lainnya. Sepenuhnya kami dedikasikan untuk Ida Bhatara di Besakih dan warga Besakih yang menjaga Besakih ini hingga sekarang,” tegasnya.
keberadaan badan pengelola tersebut, menurut Gubernur Kostwr juga akan bertanggung jawab pada kebersihan, parkir, kios, pemeliharaan, hingga sarana transportasi di kawasan yang disebut juga “Ibu” dari semua pura yang ada di Bali tersebut. “Harus bagus semua. Warung atau kios tiap hari dibersihkan, cleaning service disiapkan. (Badan pengelola, red) Juga mengurus parkir, kios, taman dan kebersihan, sampah, transportasi, kepegawaian keuangan dan sebagainya. Yang jadi pegawai, semuanya orang lokal disini. Orang Besakih dan sekitarnya. Tidak boleh dari luar,” katanya disambut tepuk tangan ratusan pedagang dan warga yang hadir.
Kios dan pedagang juga diarahkan Gubernur Koster untuk sepenuhnya menjual produk-produk lokal bali bahkan produk asli Karangasem. “Saya larang jual produk luar Bali. Apalagi pakaian bekas, tidak boleh. Endek, songket, kain bali boleh, garam boleh. Lebih baik produk Karangasem. Saya akan siapkan branding Besakihnya, misalnya Kerajinan topi baju khas Besakih. jadi eksklusif dia, dan tidak boleh dijual di luar Besakih. Harus kesini belinya. Kita harus bisa bikin menarik dan bagus. Merchandise, produk kreatif inovatif. Pedagang juga saya minta tertib dan rapi. Baju rapi. Baju adat atau endek, dengan standar pakaian seperti di hotel misalnya,” tambah alumnus ITB Bandung ini.
Hal menarik lain yang dijabarkan Gubernur Koster juga akan pemanfaatan kendaraan listrik sebagai sarana transportasi dari dan ke areal parkir untuk menuju pura. Akan disiapkan mobil listrik kapasitas 14 orang. Agar ramah lingkungan.
Bahkan, wisatawan juga tidak diperbolehkan sembarangan masuk ke areal pura, apalagi ke pelinggih-pelinggih. Wisatawan akan disiapkan area khusus. “Harus dijaga ini kawasan suci dan sakral. Harus betul-betul dijaga kesuciannya. Jangan dirusak hanya karena rupiah tidak seberapa. Guide juga akan diatur. Jangan sampai ada yang nakal,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut hadir 470 orang warga yang akan menempati kios di Kawasan Besakih yang sebelumnya merupakan pemilik asli kios sebelum dilaksanakan penataan. Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Bupati Karangasem I Gede Dana, Kadis PUPR Provinsi Bali, Nusakti Yasa Wedha, Kasat Pol PP Provinsi Bali, I Dewa Nyoman Rai Dharmadi, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karangasem, I Ketut Sedana Merta, dan Sekda Kabupaten Klungkung, I Gede Putu Winastra. (kmb/balipost)