Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur. (BP/Ant)

MALANG, BALIPOST.com – Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (4/12), tidak berdampak pada aktivitas wisata di Gunung Bromo, Jawa Timur, yang masuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Kepala Sub Bagian Data, Evaluasi, dan Humas Balai Besar TNBTS Sarif Hidayat, dikutip dari kantor berita Antara, mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ada dampak terhadap sektor pariwisata di Gunung Bromo akibat erupsi Gunung Semeru tersebut. “Sementara tidak ada dampaknya. Karena arah awan panas guguran seperti tahun kemarin mengarah ke tenggara,” kata Sarif.

Sarif menjelaskan, meskipun kawasan wisata Bromo pada khususnya tidak terdampak langsung dari aktivitas Gunung Semeru yang meningkat, ia tetap meminta para wisatawan yang ada di kawasan tersebut untuk waspada.

Baca juga:  Angka Inflasi Berisiko Lebihi Batas

Menurutnya, semua wisatawan di kawasan Gunung Bromo wajib mengikuti arahan para petugas lapangan Balai Besar TNBTS. Pihaknya juga akan terus melakukan pemantauan dinamika aktivitas Semeru dari sejumlah resor terdekat.

“Terkait dinamika Gunung Semeru, memang untuk kawasan Bromo tidak terdampak langsung. Namun demikian, ini adalah kejadian alam yang tidak bisa diprediksi, sehingga wisatawan harus tetap waspada,” ujarnya.

Kawasan Bromo yang berada dalam satu wilayah taman nasional dengan Gunung Semeru. Bromo terletak di empat wilayah yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Pasuruan.

Baca juga:  Turun, Jumlah Siswa SMA Kurikulum Merdeka Diterima lewat SNBP

Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) di Jawa Timur, dilaporkan memuntahkan awan panas guguran pada Minggu (4/12) sejak pukul 02.46 WIB sejauh tujuh kilometer.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa status gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut telah dinaikkan dari Level 3, atau Siaga menjadi Level 4 atau Awas sejak Minggu (4/12) pukul 12.00 WIB.

Tingkat status gunung berapi ada empat yakni paling rendah pada level Normal (Level 1), Waspada (Level 2), Siaga (Level 3), dan Awas (Level 4).

Baca juga:  Kasus COVID-19 Baru Nasional Hampir Capai 6.000 Orang

PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *