YOGYAKARTA, BALIPOST.com – Koordinator Staf Khusus Presiden RI AAGN Ari Dwipayana mengajak masyarakat khususnya umat Hindu untuk terus memperkuat moderasi beragama melalui seni dan budaya. Seni-budaya bisa menjadi jembatan di tengah keragamaan dan perbedaan.
Ari dalam pidato kunci di acara Sarasehan Festival Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Seni Keagamaan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bimas Hindu Kementerian Agama, di Yogyakarta, Minggu (4/12) mengatakan setiap atraksi seni, para seniman memainkan peran personal sekaligus juga peran kolektif. Masing-masing penampil yang membawakan karya bersama harus bertoleransi dan berkolaborasi sehingga tercipta karya seni yang indah.
Serasehan dihadiri oleh Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija, Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Dr Al-Makin, dan Cendekiawan Ulil Absar Abdala dan Guru Besar ISI Surakarta dan Prof. Dr. Nanik Sri Prihatini.
Ari Dwipayana dikutip dari rilisnya menyampaikan Candi Prambanan merupakan simbol yang paling kasat mata tentang aktualisasi moderasi beragama yang dicontohkan oleh nenek moyang di masa lalu. Keharmonisan ini kemudian terekam dan ditulis oleh Mpu Tantular dalam kitab kekawin Sutasoma, dengan sesanti Bhinneka Tunggal Ika.
Selain itu, Ari juga mengingatkan bahwa nenek moyang telah memadukan beragama dengan berkesenian. Hal itu terlihat jelas dalam panel relief Tarian Siwa Tandawa dan berbagai jenis alat musik yang terukir di Candi Prambanan. (kmb/balipost)