MANGUPURA, BALIPOST.com – Antrean panjang terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Badung. Kondisi ini mulai terjadi akhir pekan lalu.
Berdasarkan informasi, Senin (5/12) kelangkaan bahan bakar jenis solar dan pertalite subsidi akibat pengurangan distribusi dari Pertamina. Pemkab Badung, lewat Kabag Sumber Daya Alam (SDA) Badung, I Made Adi Adnyana saat dikonfirmasi tidak menampik perihal tersebut.
Pembatasan tersebut berdasarkan Surat Keputusan BPH Migas Nomor 97 /P3JBKP/BPH migas/KOM/2022. “Dalam SK itu disampaikan bahwa setiap SPBU sudah mempunyai kuota masing per tahun. Namun karena menjelang akhir tahun, kuota per SPBU sudah hampir habis, maka terjadi pembatasan kuota oleh pihak Pertamina,” ujarnya.
Menurutnya, pihaknya juga telah mengkonfirmasi perihal kelangkaan bahan bakar bersubsidi ke pihak Pertamina di Bali. “Setelah kami konfirm ke Pertamina, memang ada pembatasan kuota sesuai surat BPH Migas di seluruh Indonesia. Maka terjadi antrean pada SPBU yg stoknya masih ada,” ungkapnya.
Terkait kapan akan melakukan pemantauan, Adi Adnyana menyebutkan masih berkoordinasi dengan tim monitoring. Monitoring akan melibatkan Satpol PP dan Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan serta instansi terkait lainnya mendatangi sejumlah SPBU. “Kami masih berkoordinasi dengan tim untuk melakukan monitoring,” ucapnya.
Berdasarkan pemantauan, terlihat dua SPBU di Kabupaten Badung yang krodit, seperti SPBU Kapal dan SPBU Lukluk yang berada di jalan Utama Denpasar –Singaraja. Kendati demikian aparat kepolisian pun sudah menurunkan beberapa personilnya untuk mengatur arus lalu lintas. (Parwata/balipost)
Sudah saatnya pemerintah membiarkan harga BBM sesuai dgn harga pasar… Sehingga ada pilihan masyarakat utk membelinya… Mau BBM subsidi dari pemerintah ataukah BBM sesuai dgn harga pasar dari swasta… Sehingga subsidinya tepat sasaran🎯