Ni Luh Anggita Dewi, S.Pd. (BP/Istimewa)

Oleh Ni Luh Anggita Dewi, S.Pd

Perkembangan zaman berbasis teknologi, apapun terasa dekat dan mudah digapai dengan mudah. Semua terasa begitu cepat dalam kurun waktu yang singkat. Di era kekinian, kita dapat memesan makanan dengan mudah hanya dengan aplikasi pesan makanan online makanan sudah bisa sampai dengan cepat ke lokasi tempat kita berada tanpa harus jauh-jauh keluar rumah untuk membeli makanan.

Pada masa kini, berkomunikasi dan meeting bisa dilakukan via aplikasi tatap muka online dengan pengaturan waktu yang fleksibel dan tempat yang bisa dimana saja tanpa bertatap muka langsung. Begitu juga dalam dunia bisnis, kini telah banyak perusahaan-perusahaan star-up dimana perusahaan ini dalam menjalankan bisnisnya bertujuan untuk membangun ide ide baru dan melakukan suatu inovasi agar bisnisnya dapat bertumbuh dengan cepat dan memperluas pasar sehingga dapat meningkatkan jumlah konsumennya dalam waktu yang cepat dengan mendapatkan profitabilitas yang maksimal.

Isu resesi 2023, menyebabkan kondisi makro ekonomi mengalami ketidakpastian baik dalam strategi ekonomi suatu perusahaan maupun pengelolaan SDM nya agar tetap dapat berkiprah dipasar persaingan bisnis. Berita terkini menyebutkan adanya beberapa perusahaan start-up turut melakukan pemutusan hubungan kerja pada karyawan-karyawannya dalam langkah efisiensi, melakukan re-organisasi SDM perusahaan dan juga melakukan perubahan strategi bisnis agar sejalan dengan kondisi ekonomi dunia. Hal ini tentunya menjadi pukulan mental tersendiri bagi kaum karyawan yang diputus hubungan kerjanya meskipun mendapatkan pesangon, tentunya masadepan tetap harus dipikirkan arahnya, maka dari itu diperlukan pemikiran growth mindset agar tetap bersemangat dalam melakukan perubahan dan maju untuk mencari peluang-peluang baru.

Baca juga:  PTM dan “Kutati”

Dalam pidatonya, Presiden RI Joko Widodo menyebutkan bahwa “Di dunia sekarang bukanlah yang besar mengalahkan yang kecil, bukanlah yang kuat mengalahkan yang lemah, tetapi yang cepat akan kalahkan yang lambat, kuncinya berarti kita harus cepat selesaikan”. Hal inilah yang seharusnya menjadi semangat bagi kaum milenial untuk selalu mengembangkan diri menjadi pribadi growth mindset dalam memandang segala hal untuk menyikapi setiap kritikan sebagai suatu pelajaran dan semangat baru dan apabila melihat suatu kesuksesan yang diraih orang lain itu akan dijadikan acuan untuk turut andil menjadi orang yang sama suksesnya. Namun permasalahan yang kini terjadi kerap kali kaum milenial cenderung mengalokasikan diri dalam fixed mindset sehingga sangat susah dalam menerima suatu kritikan bahkan cenderung melakukan penolakan atau membantah. Begitu juga perusahaan dalam melakukan suatu perubahan melalui suatu perencanaan, kerap kali pola pikir yang statis dan tidak dinamis serta tidak melibatkan unsur budaya yaitu Tri Hita Karana yang menjadi suatu penyebab kegagalan dan ketidaktepatan sasaran dalam suatu perencanaan.

Ketidakefektifan perencanaan dalam hal membina sumber daya manusia didalam suatu perusahaan juga dapat mengakibatkan Putus Hubungan Kerja (PHK) masal tidak dapat dihindarkan terjadinya didalam suatu perusahaan start-up yang masih dalam perkembangan bisnisnya maupun yang sedang melakukan ekspansi pasar ke luar negeri. Pentingnya memperhatikan unsur nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan dan nilai lingkungan di era transformasi digital saat ini merupakan hal yang dapat digunakan sebagai mercusuar arahan dalam mengelola manajemen yang baik dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian agar tetap dapat berkiprah dipasar persaingan bisnis.

Baca juga:  Perencanaan Pendidikan Berbasis Data

Memiliki tujuan yang jelas tanpa harus bertentangan dengan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan dan lingkungan merupakan dasar konsep perencanaan yang dapat menciptakan suatu budaya yang harmoni dengan sederhana dan membuat analisis secara jujur, adil dan bertanggung jawab. Fleksibel dalam perkembangan lingkungan dengan memperhatikan unsur-unsur pada pemangku kepentingan lingkungan sekitar dan juga kemanusiaan pada tenaga-tenaga pekerja yang membantu dengan sigap ini juga penting untuk diperhatikan dalam melakukan suatu rencana bisnis agar selalu terciptanya keharmonisan dalam suatu pekerjaan.

Dalam pengorganisasian sumber daya, dalam melakukan aktivitas perekrutan maupun menyeleksi tenaga kerja serta pelatihan dan pengembangan tenaga kerja dapat dilakukan dengan penempatan yang tepat sesuai posisi dan skill yang dimiliki oleh sumber daya manusia, sehingga dengan ketepatan dalam penentuan posisi kerja tentu hal ini akan dapat meningkatkan kinerja dan memberikan hasil yang maksimal pada suatu perencanaan.

Dalam mengimplementasikan suatu kepemimpinan yang berbasis budaya seorang manager dapat menjelaskan secara bijaksana dan memberikan motivasi kepada pekerja supaya bisa bekerja dengan efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Serta dalam hal pengawasan, pengevaluasian suatu keberhasilan dalam proses mencapai suatu tujuan dan target dapat diberlakukannya dengan pemberian alternatif solusi dan pemecahan masalah yang terjadi sehingga dalam menempuh suatu langkah pengklarifikasian setelah terjadi penyimpangan dapat ditemukan koreksi yang diinginkan dari suatu permasalahan yang terjadi dalam proses manajemen intern.

Baca juga:  Pandemi dan Pelajaran dari Puputan Margarana

Budaya Tri Hita Karana sangat penting ditanamkan sejak dini untuk kelangsungan budaya generasi selanjutnya dan juga didalam pengorganisasian suatu perusahaan karena Tri Hita Karana merupakan kearifan lokal yang menekankan bahwa keharmonisan dapat terjadi apabila hubungan dengan Tuhan, manusia dan alam dapat terjalin dengan baik sehingga dapat terciptanya sumber kebahagiaan. Dalam suatu perencanaan bisnis, terutama dalam perkembangan bisnis startup, kerap kali kita melihat adanya unsur-unsur yang menyebabkan suatu kegagalan perencanaan dapat terjadi karena faktor managerial yang kurang fokus dalam menjalankan suatu bisnis dan juga ketidakjelasan dalam menjunjung visi dan misi.

Perusahaan startup dalam pelaksanaanya memanfaatkan teknologi digital sehingga mudah beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dengan cepat dan tepat dan harus berani dalam melakukan suatu terobosan terkini dalam hal penguatan kompetensi dalam persaingan pasar. Meskipun dalam hal teknologi, tentunya tidak dapat terlepas dari filosofi dan suatu pandangan hidup yang meliputi tatanan nilai sosial ekonomi, tatanan lingkungan dan juga bertumpu pada keselarasan dengan alam sehingga dapat menghasilkan suatu manajerial yang baik dengan mencantumkan unsur budaya didalamnya. Dimana kebudayaan harus tetap dilestarikan meskipun jaman kian melesat dalam perkembangannya sehingga budaya tidak punah dan menjadikan identitas warisan yang tidak ternilai dalam suatu masyarakat.

Penulis, Mahasiswa Prodi S2 Ilmu Manajemen Undiksha

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *