GIANYAR, BALIPOST.com – Guna mendukung kegiatan pitra yadnya terutama ngaben massal di areal kuburan Desa Adat Kemenuh, Desa Adat Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar kini sedang menata areal atau kawasan payadnyan. Penataan dan pembangunan payadnyan sudah dimulai sejak enam tahun lalu dengan membangun bale upakara atau balai upedesa sebagai tempat menaruh sarana prasarana upakara.
Selain itu di kawasan payadnyan dibangun tempat membakar mayat atau sawa. Penataan payadnyan dengan luas sekitar 45 are di atas tanah sawah milik Desa Adat Kemenuh ini masih satu areal dengan Setra Desa Adat Kemenuh dan Pura Dalem.
Bendesa Desa Adat Kemenuh, Ida Bagus Putu Alit mengatakan, dulu sebelum ada payadnyan, warga masyarakat Desa Adat Kemenuh menggelar kegiatan pitra yadnya ngaben massal baik itu tempat upakara banten dan tempat pembakaran mayat semuanya dipusatkan di setra/kuburan Desa Adat Kemenuh.
Karena di Setra Adat Kemenuh banyak tumbuh pohon-pohon besar dan dilestarikan serta kini sedang dikembangkan objek Kemenuh Monkey River dengan habitat monyet. Ketika pembakaran mayat berlangsung di kuburan banyak pohon yang terbakar bahkan ada yang mati. Berkat petunjuk Ida Pedanda Griya setempat, maka dibangun areal payadnyan dengan memanfaatkan tanah sawah milik Desa Adat Kemenuh diseberang jalan arah barat kuburan. Dengan luas tanah 45 are dibagi menjadi dua bangian yakni untuk bangunan menyimpan sarana prasarana upakara pitra yadnya atau bale upedesa dan sebagian tempat membakar “ngeseng” mayat.
Pembangunan payadnyan dengan menghabiskan dana mencapai ratusan juta. Bahkan kini proses pembangunan sedang berlangsung pasca ngaben massal yang diikuti 84 sawa pada Agustus 2022 lalu.
“Penataan kawasan payadnyan dilakukan agar ke depan areal Pura Dalem Desa Adat Kemenuh dan areal kuburan bersih, indah dan asri. Apalagi Desa Adat Kemenuh setiap 3 tahun sekali digelar ngaben massal,” katanya.
Dikatakan, kawasan ini sedang ditata dan dikembangkan objek wisata Kemenuh Monkey River. Dimana di sebelah timur mengalir Tukad Petanu banyak terdapat habitat monyet liar merupakan daya tarik wisata. Bendesa Adat Kemenuh menambahkan pada Agustus 2022 lalu, Desa Adat Kemenuh menggelar ngaben massal. Dalam ngaben tahun sebanyak 84 sawa. Dimana pemilik sawa mengeluarkan uang Rp6 juta dari proses ngaben hingga ngeroras.
Sementara KK Desa Adat Kemenuh mencapai 503 KK dikenakan patus masing-masing Rp150 ribu/KK. Dikatakan, Desa Adat Kemenuh terdiri dari 3 banjar adat masing-masing Banjar Adat Kemenuh, Banjar Adat Kemenuh Kangin dan Banjar Adat Kemenuh Kelod sebagian besar hidup sebagai pengerajin. (kmb/balipost)