DENPASAR, BALIPOST.com – Ketut Subadra terpilih secara aklamasi,dipercay menakhodai Pengprov Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Bali, masa bakti 2022-2026, dalam Musprov FAJI Bali, di Bongkasa, Badung, pada 3 November lalu. Ia didukung 22 operator arung jeram, yang tersebar di Pulau Dewata.
Hingga kini, baru terbentuk Pengkab FAJI Badung, Gianyar dan Karangasem, segera menyusul Buleleng dan Klungkung. Subadra, di Denpasar, Kamis (9/12), menuturkan, pihaknya ngebut membentuk kepengurusan, bertujuan menyiapkan atlet ke Pra PON 2023, mengingat cabor arung jeram atau (rafting) dipertandingkan secara resmi pada PON 2024 di Aceh dan Sumut. “Cabor arung jeram ini, total memperebutkan 16 keping emas, dari 16 nomor yang dioertandingkan,” ucap Subadra.
Agenda pra PON, dia menyebutkan, di Jateng, September 2023, dan Bali menghuni Wilayah Tengah (Jawa, Bali dan NTB). Ia mengakui, meskipun kepengurusan FAJI Bali baru terbentuk di antara 27 provinsi.
Namun sejujurnya, olahraga arung jeram ini, sudah eksis sejak dulu. Bahkan, Bali pernah menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia di Sobec, pada 1989 silam. Malahan, atlet Jabar Yunita batu saja keluar sebagai juara dunia, nomor sprint, pada World Rafting Competition, di Bosnia, Juni lalu. “Saya kira peluang atlet Bali merebut emas tetapa terbuka lebar, sebab nomornya cukup banyak seperti berpenumpang 4 atlet (R-4), dan melibatkan enam atlet (R-6),” papar dia.
Dijelaskannya, saat ini Bali baru memiliki atlet putra, sedangkan ke depan diharapkan Bali punya atlet putri. Tim putra Bali pernah mengikuti kejurnas di Probolinggo, Jatim, menurunkan tim R-6 putra sprint, dan belum menyumbang medali. “Kami menyiapkan atlet lagi, guna mengikuti Kejurnas pada Februari 2023,” terang Subadra (Daniel Fajry/balipost)