TABANAN, BALIPOST.com – Shortcut di jalur utama Denpasar-Gilimanuk yang menghubungkan Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg dengan Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan sejak Jumat (9/12) dilakukan uji coba selama seminggu ke depan. Jika tidak ada kendala, jembatan penghubung tersebut sudah bisa dilintasi kendaraan secara permanen.
Kepala Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.2 Satker Jalan Nasional Provinsi Bali, Anak Agung Yoni Sathia Puspadewi mengatakan, untuk kegiatan ujic coba kali ini juga melibatkan petugas kepolisian dari Polres Tabanan dan Polsek Selemadeg. Selama uji coba, untuk jalan lama yang sebelumnya dilalui kendaraan sudah ditutup. “Uji coba ini sesuai keputusan Balai Perhubungan dan Polda Bali. Karena dari survei dari segi uji laik, ketersediaan rambu dan lain-lain sudah rampung,” terangnya.
Jaur lama sementara ditutup pihak kepolisian ditandai barrier gate. “Selama uji coba ini akan ada pihak pihak polisi yang stand by termasuk dari kami, hal ini untuk melihat bagian yang perlu diperbaiki,” jelasnya.
Menurutnya, shortcut sudah bisa dilalui karena sudah melalui berbagai tahapan. Seperti pengujian, survei, kelengkapan rambu-rambu lalulintas sudah hingga sudah dilakukan uji BPK. “Semua sudah rampung sehingga diputuskan dibuka hari ini. Selain itu pertimbangan untuk menyambut Natal dan Tahun Baru mengantisipasi kemacetan,” katanya.
Shortcut Bajera-Antosari adalah shortcut keempat di Tabanan. Sudah dibangun lebih dahulu dan sudah berfungsi dengan baik sampai saat ini yakni shortcut di Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan, shortcut Yeh Hoo menghubungkan Desa Meliling. Kecamatan Kerambitan dengan Desa Bantas Kecamatan Selemadeg Timur, dan ketiga shortcut di Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur.
Shortcut keempat ini sepanjang 600 meter dengan lebar 11 meter dan lebar struktur bawah 16 meter. Lahan yang dibebaskan untuk pembangunan shortcut jalur Desa Bajera-Desa Antosari ini mencapai 7.611 meter persegi.
Rincianya seluas 4.892 meter persegi di wilayah Desa Bajera dan 2.719 meter persegi di wilayah Desa Antosari. Lahan tersebut milik 12 warga di dua desa bertetangga, yakni 4 orang warga di Desa Bajera dan 8 orang warga di Desa Antosari. Baik berupa lahan perkebunan, toko, lahan kosong, hingga merajan. Titik shortcut dibangun mulai dari sebelah barat masjid Miskatul Huda di Desa Bajera (sisi timur) hingga pertigaan Desa Antosari (di sisi barat).
Shortcut dibangun untuk memutus jalan berliku di antara dua desa bertetangga beda kecamatan. Sebab selama ini jalur tengkorak dua desa ini kondisinya berbelok-belok kerap menimbulkan truk mogok hingga menyebabkan kecelakaan. (Puspawati/balipost)
Mantap…tinggal kapan perbaikan tanjakan samsam ini, yg merupakan jalur utama jawa bali. PPK 1.2 dan kasatker harus berjuang untuk kepentingan yg lebih besar…jgn kalah sm kepentingan segelintir short cut yg mssih bisa ditunda digolkan krn bali 1, sering kmpung tp jln utama dibiarkan, tlg bpjn viii…