Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat menyaksikan Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Muhammad Neil El Himam melakukan penandatanganan kerja sama dengan CEO sekaligus Co-Founder Qlue Rama Aditya dalam Weekly Brief with Sandi Uno, di Jakarta, Senin (12/12/2022). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pengelolaan pariwisata berkelanjutan berkaitan dengan kualitas udara. Demikian dikatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno. Pernyataan itu disampaikan saat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkolaborasi dengan startup pengembang smart city Qlue mengembangkan pariwisata berkelanjutan di Indonesia yang memiliki produk bernama Bioniqa untuk memperbaiki kualitas udara di destinasi wisata.

“Bioniqa merupakan sebuah alat photobioreactor berdasarkan IoT (Internet of Things) dan AI (Artificial Intelligent) yang dapat memanfaatkan bahan-bahan alami seperti micro alga untuk mengurangi karbon dioksida dan mengeluarkan sejumlah besar oksigen ke atmosphere untuk meningkatkan kualitas udara,” kata Menparekraf dalam Weekly Brief with Sandi Uno, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (13/12).

Baca juga:  Industri Pariwisata Badung Berkembang, Ancaman HIV/AIDS Meningkat

Selama ini, Qlue dikenal sebagai startup yang mengembangkan konsep smart city di Jakarta, dan saat ini perusahaan tersebut sedang fokus mengembangkan pariwisata berkelanjutan.

CEO sekaligus Co-Founder Qlue Rama Aditya menerangkan bahwa Bioniqa yang berfungsi menyerap karbon dioksida di udara juga bisa dimanfaatkan untuk carbon offsetting. Karbon yang di-offset pada satu alat Bioniqa setara dengan menanam 100 pohon beringin. “Jadi sebenarnya ini bisa dikaitkan dengan carbon footprint, bisa di-offset dengan alat ini,” ujar Rama.

Baca juga:  Sepatu Ulat Sutra Samia, UMKM BRI Naik Kelas hingga Mancanegara

Lebih lanjut, dia menjelaskan alat ini dapat dipasang di dalam maupun luar ruangan karena gedung-gedung di kota-kota besar terutama di Jakarta menyumbang 36 persen dari emisi karbon di perkotaan. “Jika dipasang di dalam ruangan, bisa memanfaatkan sinar matahari buatan dan jika di outdoor alat ini akan otomatis memanfaatkan sinar matahari untuk fotosintesis alganya,” ungkap dia. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *