JAKARTA, BALIPOST.com – Kredit perbankan optimis akan tumbuh 10 persen sampai 12 persen pada tahun 2023 dan 2024, setelah perkiraan 9 persen sampai 10 persen pada tahun 2022.
“Hal Ini karena saat ini stabilitas sistem keuangan terjaga dengan kecukupan modal yang tinggi dan likuiditas yang berlimpah, lebih dari cukup,” ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Jakarta 2023 di Jakarta, yang dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (14/12).
Karena itu, lanjut dia, empat kebijakan BI akan tetap diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk pertumbuhan kredit, yaitu kebijakan makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, dan inklusi ekonomi dan keuangan.
Kendati demikian kebijakan moneter bank sentral akan tetap diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah berlanjutnya gejolak global, bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dari sisi fiskal dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam kerangka Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Sinergi erat dengan pemerintah dan KSSK dilakukan untuk bersama memitigasi dampak gejolak global, menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Di sisi lain Perry Warjiyo mengaku bangga dengan cepatnya perkembangan digitalisasi ekonomi dan keuangan di Tanah Air. Oleh karenanya BI memperkirakan transaksi e-commerce akan terus meningkat mencapai Rp572 triliun pada tahun 2023. “Transaksi uang elektronik juga akan meningkat menjadi Rp580 triliun dan layanan digital perbankan diperkirakan mencapai lebih dari Rp67 ribu triliun di tahun depan,” ujar Gubernur BI itu. (Kmb/Balipost)