DENPASAR, BALIPOST.com – Sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali era baru, sejumlah desa dan banjar adat telah melaksanakan kegiatan untuk mewujudkan visi tersebut. Terlebih, dalam visi tersebut tersurat jelas, agar krama Bali menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia, sakala-niskala.
Visi tersebut kemudian dijabarkan ke dalam beberapa misi, di antaranya mengembangkan tata kehidupan krama Bali secara sakala dan niskala berdasarkan nilai-nilai filsafat Sad Kertih yaitu Atma Kertih, Danu Kertih, Wana Kertih, Segara Kertih, Jana Kertih, dan Jagat Kertih. Memperkuat kedudukan, tugas dan fungsi desa adat dalam menyelengarakan kehidupan krama Bali yang meliputi Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan.
Mewujudkan harapan tersebut, sejumlah desa dab banjar adat sudah melakukan langkah-langkah strategis dalam upaya mencapai harapan dimaksud. Meski masih banyak hambatan dan tantangan, tidak menjadi kendala yang berarti. Terlebih, kini pandemi Covid-19 sudah mulai melandai. Seperti yang dilalukan krama banjar Adat Kertasari, Peguyangan, Denpasar Utara.
Banjar ini pada Sabtu (10/12), kembali melaksanakan piodalan di bale banjar setempat. Selain itu, saat bersamaan juga digelar upacara pamelaspas balai kulkul.
Klihan Banjar Kertasari, I Gusti Ngurah Sardula didampingi penglingsir banjar, I Gusti Ngurah Gde Putra menjelaskan persiapan piodalan dan pamlaspasan balai kulkul Banjar Kertasari ini telah dimulai sejak Selasa, 6 Desember 2022 lalu.
“Bale Kulkul yang telah rampung dibangun ini memiliki total luas bangunan sekitar 24 meter persegi. Pembangunan bale Kulkul di banjar kami ini telah dimulai sejak bulan Juli lalu melalui bantuan Pemerintah Kota Denpasar. Semoga dengan rampungnya pembangunan bale kulkul banjar kami ini dapat dipergunakan sesuai fungsinya secara adat keagamaan, sosial, budaya dan membantu kami dalam mendukung pembangunan Kota Denpasar sebagai kota berbudaya berlandaskan spirit Vasudhaiva Kutumbakam (gotong- royong),” ujarnya.
Upacara piodalan dan melaspas bale kulkul ini juga dihadiri Wali Kota Denpasar,IGN Jaya Negara. Wali Kota Jaya Negara juga didampingi Camat Denpasar Utara, Wayan Yusswara, Kadis Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan (Perkim) Kota Denpasar, Gede Cipta Sudewa dan tokoh masyarakat adat setempat.
Jaya Negara mengatakan piodalan dan pamlaspasan bale kulkul Banjar Kertasari, Desa Adat Peguyangan ini menjadi momentum yang baik bagi masyarakat dalam menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai implementasi ajaran Tri Hita Karana.
“Sradha Bhakti masyarakat dalam mendukung pembangunan melalui aktivitas di komunitas seperti banjar juga dapat terlihat saat menjalankan aktivitas yadnya secara gotong royong dan penuh persaudaraan. Ini menunjukkan spirit Vasudhaiva Kutumbakam (gotong – royong) telah dijalankan secara nyata oleh masyarakat di Kota Denpasar,” ujar Jaya Negara. (Asmara Putera/balipost)