Tokopedia bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Center for Digital Society (CfDS), dan Siberkreasi meluncurkan Modul Literasi Digital, Kamis (15/12). (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Literasi digital menjadi hal penting agar konsumen tak menjadi korban penipuan social engineering (soceng) yang kini marak terjadi. Dalam hal ini, Tokopedia bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Center for Digital Society (CfDS), dan Siberkreasi meluncurkan Modul Literasi Digital, Kamis (15/12), dipantau secara virtual dari Denpasar.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan literasi digital adalah hal yang penting untuk membantu memahami krusialnya perlindungan data pribadi dan transformasi digital. “Literasi digital adalah persyaratan minimum transformasi digital,” ujarnya.

Ia pun memaparkan Indonesia telah memiliki UU No. 27 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), yang belum lama ini disahkan. Dalam UU tersebut terdapat hak dan kewajiban bagi subjek data alias pemilik data pribadi.

Semuel menilai pemahaman tentang data pribadi tidak hanya dilakukan oleh platform yang mengelola data pribadi, tapi juga masyarakat selaku pemilik data pribadi. Sebab, teknologi yang canggih perlu diimbangi dengan pemahaman yang baik soal perlindungan data pribadi oleh pemilik data.

Baca juga:  Gojek Apresiasi Program Percepatan Pemberian NIB UMK

“Literasi digital menjadi semakin penting karena saat ini semakin banyak aksi penipuan di dunia maya, termasuk ketika berbelanja di platform digital,” ujarnya.

Dengan literasi digital, lanjutnya, masyarakat juga bisa memahami bagaimana cara kerja ruang digital. Semuel mengatakan keterampilan digital juga perlu dimiliki oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah supaya mereka juga bisa mencegah risiko dari aktivitas berjualan online.

Oleh karena itu, Kementerian melihat perlu ada kolaborasi antara pemerintah dengan swasta untuk memberikan pemahaman soal melindungi data pribadi kepada masyarakat, termasuk pembuatan modul literasi digital.

Menurut Co-founder and Vice Chairman Tokopedia, Leontinus Alpha Edison pihaknya tetap berkomitmen untuk membuat ekosistem digital yang aman bagi pelaku UMKM. Ia mengatakan perkembangan UMKM masuk ke dunia digital dalam 2,5 tahun terakhir ini sangat pesat.

Baca juga:  WIB, GoFood Hadirkan Rangkaian Promo hingga Rp 1

Di Tokopedia, pada awal 2020, merchant berjumlah 7,3 juta dan 2,5 tahun kemudian pertumbuhannya sangat cepat sehingga kini mencapai 12 juta merchant. “Digitalisasi sangat penting untuk membangun ekonomi nasional. Sehingga, Tokopedia bersama dengan CfDS dan Kominfo berkomitmen untuk memperkuat dan memperluas pemahaman digitalisasi untuk UMKM. Masyarakat yang menjadi konsumen juga harus diberikan pemahaman digital,” ujarnya.

Ia pun berharap dengan benar-benar digarapnya potensi digital diimbangi dengan literasi digital dari sisi konsumen, Indonesia akan mampu mewujudkan prediksi yang telah disampaikan selama ini. “Sehingga potensi digital Indonesia benar-benar terjadi,” harapnya.

Terkait penipuan digital, Executive Secretary of Partnership and Research at the Center for Digital Society (CfDS), Anisa Pratita Kirana, mengungkapkan dari penelitian yang dilakukan, SMS merupakan sarana yang paling sering dipakai. Ia pun memberikan sejumlah tips agar konsumen aman dalam bertransaksi di marketplace.

Baca juga:  Gedung DPR RI Digeledah KPK

Salah satunya, merahasiakan kode verifikasi, PIN, maupun kode OTP. Konsumen juga diminta agar merahasiakan data pribadi yang sensitif/penting. “Waspadai akun penipuan, waspadai informasi hoax, dan perhatikan reputasi toko sebelum bertransaksi,” lanjutnya.

Selanjutnya, konsumen dianjurkan menggunakan fitur keamanan tambahan. Kemudian, mengganti password secara berkala dan memastikan perizinan akses aplikasi. “Jangan melakukan transaksi di luar platform dan membaca terms and conditions marketplace,” anjurnya.

CfDS dan Tokopedia, sebagai perusahaan teknologi Indonesia dengan marketplace terdepan, menyuarakan pentingnya kecakapan masyarakat atas perlindungan data pribadi lewat Modul Literasi Digital ini. Harapannya, modul ini dapat terdiseminasi dengan baik agar seluruh pihak (konsumen, masyarakat, marketplace, dan pemerintah) dapat memaksimalkan peran masing-masing dalam dinamika tren online shopping. Termasuk segala kegiatan yang dilakukan dalam platform-platform marketplace di Indonesia. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *