MANGUPURA, BALIPOST.com – Bali sebagai destinasi wisata, biasanya ramai menjadi tujuan saat libur Natal dan tahun baru (Nataru). Yang mana dipastikan angka kedatangan wisatawan saat libur Nataru akan membludak.
Dari perkiraan, puncak arus mudik Natal terjadi pada tanggal 23 – 24 Desember 2022, dan puncak arus balik tanggal 25 – 26 Desember 2022. Sedangkan puncak arus mudik Tahun Baru diperkirakan pada tanggal 30 – 31 Desember 2022 dan puncak arus balik pada tanggal 1-2 Januari 2023
Berdasarkan hal itu, Basarnas melaksanakan Siaga SAR Khusus dengan meningkatkan kesiapsiagaan personil dan Alut di beberapa titik. Pelaksanaan Siaga SAR Khusus ini dilaksanakan serempak di seluruh Kantor SAR di Indonesia, dimulai dari tanggal 19 Desember 2022 sampai dengan 3 Januari 2023.
Kepala Kantor Basarnas Bali memimpin apel pembukaan Siaga SAR Khusus yang diikuti seluruh pegawai, Senin (19/12). Kewaspadaan selama adanya mobilitas masyarakat menjadi perhatian khusus Basarnas, mengingat momen ini bertepatan dengan libur sekolah. Disamping itu, untuk pertama kalinya tidak ada pembatasan mobilisasi oleh pemerintah, meskipun masih diberlakukan PPKM akibat masih adanya kasus Covid 19.
Sementara itu, di hari yang sama, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Kabasarnas), Marsdya TNI Henri Alfiandi juga melakukan pembukaan Siaga SAR Khusus Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 secara virtual, dihadiri oleh seluruh Kepala Kantor dan beberapa perwakilan. Dalam sambutannya Kabasarnas menegaskan kewaspadaan pada potensi ancaman diantaranya bencana hidrometeorologi, bencana geologi, kecelakaan transportasi dan kedaruratan di tempat-tempat wisata. “Agar Kepala Kantor menyiagakan personil, alut dan peralatan untuk melaksanakan pemantauan jalur mudik di tempat-tempat yang rawan kecelakaan dan bencana, pelabuhan, bandara,ruas jalan tol, terminal bus dan tempat wisata ataupun keramaian,” ungkapnya.
Kepala Kantor Basarnas Bali, Gede Darmada S.E., M.A.P. menjelaskan bahwa, Basarnas Bali mengerahkan kurang lebih 130 personil. “Kita ada menggerakkan KN Arjuna kemudian ada 5 buah rigid inflatable boat yang kita tempatkan di beberapa titik seperti pada jalur-jalur penyebrangan, Padang Bai – Lembar, Gilimanuk – Ketapang, dan juga Pelabuhan Benoa,” paparnya. Basarnas Bali juga melakukan pemantauan di objek-objek wisata setiap harinya. Selama 16 hari, ditugaskan tim untuk bergerak ke titik-titik keramaian yang rawan terjadinya kondisi membahayakan,”ucapnya. (Yudi Karnaedi/Balipost)