Suasana piodalan di Pura Penataran Agung Ulun Danu Beratan, Tabanan. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Puncak Karya Nyatur Niri Padudusan Agung di Pura Penataran Agung Ulun Danu Beratan di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan telah dilaksanakan pada Anggara Kliwon Juluwangi, Selasa (20/12). Rangkaian upacara ini dipuput enam sulinggih.

Sebelumnya diawali dengan menghaturkan piodalan di suang-suang Lawa. Proses Penyineban Karya Agung akan dilaksanakan Sukra Pon Juluwangi, Jumat (23/12).

Keenam sulinggih yang muput seluruh rangkaian Puncak Karya seperti Ida Pedanda Yadnyamana (Gria Gede Manusia Cau Belayu), Ida Pedanda Gede Cau Pasuruan (Griya Cau Ole Marga), Ida Pedanda Istri Rai Pasuruan (Griya Babakan Cau Tua), Ida Pedanda Gede Kanaka Putra (Griya Mas Baleran Baturiti), Ida Pedanda Gde Putra Manuaba (Griya Gede Manuaba Kalibalang), dan Ida Pedanda Buda (Gria Uda Jadi).

Baca juga:  Diduga Minum Racun, Pemuda Ini Meregang Nyawa

Penguger Karya I Putu Suma Arta mengatakan karya agung ini dilaksanakan oleh pengempon pura dari 18 desa adat di empat desa dinas, yakni Desa Candikuning, Desa Batunya, Desa Baturiti dan Desa Antapan. Karya digelar bertujuan untuk penyucian atau pembersihan pasca wewidangan (wilayah) Pura Ulun Danu Beratan diterjang banjir bandang pada 2016 dan pandemi Covid-19 yang mengganggu pariwisata di Ulun Danu Beratan. “Kita ingin mengembalikan seperti semula, agar sekala niskala seimbang lagi,” ucapnya.

Pada puncak karya, rangkaian upacara sudah dimulai sekitar pukul 10.00 WITA. Masing-masing pengempon atau yang terdiri dari empat gebog satak dari 18 desa adat ini sudah siap nyanggra karya agung yang baru pertama kali digelar.

Baca juga:  Relawan Mulai Bantu Pengungsi di Candikuning

Rentetan upacara dimulai dari mecaru, kemudian nedunang Ida Bhatara di masing-masing lawa untuk dihaturkan pujawali, seperti di Beji, Meru Tumpang 11, Meru Tumpang 3, Dalem Purwa dan Tembuku Aya.

Dan mendekati pukul 12.00 WITA, Ida Bhatara akan dikembalikan ke Penataran Agung untuk dihaturkan upacara besar Nyatur Niri. Bahkan iring-iringan upacara pun dilaksanakan mulai dari pendet hingga tari rejang yang membuat wisatawan menikmati rangkaian upacara tersebut. Tak hanya itu, Suma Arta menambahkan, karya Padudusan Agung ini juga dilaksanakan sesuai lelutuk Lontar Tattwa yang ada di Pura Ulun Danu Beratan.

Baca juga:  Pratima Bhatara Bayu Ditemukan Tersangkut Pohon, Tanpa Perhiasan

“Jadi tidak sembarangan melaksanakan karya. Baru ada dana baru digelar karya besar-besar tidak seperti itu, namun sesuai lelutuk Lontar Tatwa di Pura,” jelasnya.

Suma Arta yang juga Kelian Agung Pura Ulun Danu Beratan inipun berharap dengan digelarnya Karya Padudusan Agung ini seluruh fibrasi positif bisa kembali terpancar. Sehingga tidak ada lagi bencana alam yang membuat rugi ataupun merana masyarakat. “Mudah-mudahan kita semua dilimpahkan kerahayuan jagat,” harapnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *