BANGLI, BALIPOST.com – Jelang akhir tahun, harga telur ayam mengalami kenaikan. Saat ini harga telur ayam berkisar Rp 27 ribu per kilogram.
Bagi peternak, harga tersebut merupakan harga ideal. Sebanding dengan biaya produksi yang juga terus naik.
Putu Ardana, peternak ayam petelur di Desa Tiga, Susut mengatakan kenaikan harga telur sudah terjadi dua mingguan. Sebelumnya harga telur ayam berkisar Rp22-23 ribu.
Naiknya harga telur, menurutnya terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara supply dan demand. Kata Ardana, produksi telur peternak di Bangli saat ini masih belum normal, setelah pada tahun lalu produksi sempat merosot akibat banyak peternak yang gulung tikar. “Tahun lalu hampir 40 persen peternak berhenti berusaha karena mengalami goncangan. Sekarang yang kembali beternak hanya sekitar 10-15 persennya. Dari yang 10-15 persen ini pun belum maksimal produksinya, karena kan ayam harus nunggu delapan bulan baru mulai bisa berproduksi,” terangnya.
Bagi Ardana, kenaikan harga telur saat ini masih berada di level wajar. Sebab biaya produksi yang harus dikeluarkan peternak juga tinggi. Harga pakan terus mengalami kenaikan.
Konsentrat salah satunya, yang harganya naik terus. “Sehingga kalau kita hitung dengan biaya produksinya, harga yang sekarang ini adalah harga ideal bagi peternak. Kalau harganya di bawah Rp 25 ribu per kilo peternak susah (rugi),” ungkapnya.
Untuk menjaga kestabilan harga telur, menurutnya perlu ada kebijakan dari pemerintah. Seperti melakukan subsidi ke pihak produsen pakan.
Sehingga bisa meringankan biaya produksi peternak. “Pemerintah bisa ambil peran di hulu dengan subsidi ke produsen pakan. Tidak perlu subsidi langsung ke peternak. Dengan adanya kebijakan itu otomatis biaya produksi peternak akan turun,” terangnya.
Pria yang sudah 12 tahun menggeluti usaha peternakan ayam petelur itu memprediksi, harga telur ayam akan mentok di angka Rp 27 ribu per kilogram. Kalau pun naik, kenaikannya tipis menjadi Rp 27.500 per kilogram.
Ia memprediksi itu karena melihat tren permintaan saat ini yang cenderung mulai turun. “Berarti ada titik jenuh di pasaran. Jadi kemungkinan harga telur akan diam di angka Rp 27 ribu,” pungkasnya. (Dayu Swasrina/balipost)