DENPASAR, BALIPOST.com – Sejumlah siswa SD didampingi orangtuanya pada Jumat (23/12) diajak “menyulap” daun liar menjadi kain dengan teknik ecoprint. Lewat kegiatan ini, diharapkan anak-anak mengetahui bahwa di lingkungan sekitar terdapat sumber kekayaan alam yang potensial dan tidak mencemari lingkungan. Demikian dikemukakan Founder Ecoprint Bali, Ari Budiawan dalam workshop yang digelar serangkaian Denpasar Festival (Denfest) ke-15 di Wantilan Inna Heritage Bali Hotel.
Lokakarya ini dihadiri oleh sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) di Denpasar. Pada awal acara, peserta diberikan materi mengenai produk ecoprint, kemudian peserta mendapat kesempatan untuk melakukan ecoprint dengan dibantu oleh tim Ecoprint Bali.
“Kita harus memperkenalkan kepada mereka, mengedukasi mereka supaya mereka tahu bahwa produk-produk dan alat-alat ini ada di lingkungan sekitar mereka,” kata Ari.
Ia menjelaskan ecoprint merupakan proses menciptakan sebuah kain bermotif tumbuhan yang dihasilkan dari tanaman asli. Konsep mengajar yang digunakan adalah konsep dapur, yaitu semua alat dan bahan yang digunakan dapat diperoleh di dapur, sehingga bagi yang menyukai kerajinan ini dapat mengaplikasikannya sendiri di rumah.
Lebih lanjut, Ari mengungkapkan ia memilih daun liar sebagai bahan utamanya karena daun liar jarang dilirik oleh orang lain. “Daun liar itu dianggap sampah oleh orang lain, kemudian itu dimusnahkan oleh petani. Jadi, kita membantu petani di ladang istilahnya, untuk memungut daun-daun yang tidak terpakai itu,” imbuh Ari.
Antusiasme anak-anak dan orangtua pun turut menjadi faktor kelancaran acara ini. Sugi, salah satu orangtua peserta mengatakan ia ingin anaknya mengetahui cara memanfaatkan kekayaan alam yang ada di lingkungan sekitar.
“Kegiatan ini berguna, apalagi eco friendly kan, biar dia tau apa gunanya, bagaimana caranya memanfaatkan lingkungan, tanpa harus merusak lingkungan. Kalau dia suka, kan bisa dilanjutkan di rumah,” sebut Sugi.
Workshop ini juga bermanfaat untuk menumbuhkan rasa kerja sama tim karena pada prosesnya peserta dibagi menjadi beberapa tim. Selain itu, untuk menambah keseruan acara, peserta ditantang untuk mencari daun yang sebelumnya telah disembunyikan oleh panitia. (kmb/balipost)