TABANAN, BALIPOST.com – Kabupaten Tabanan dikenal sebagai lumbung beras dan pangannya Bali, tak salah jika terus melakukan inovasi. Seperti yang dilakukan Desa Tajen, yang mengembangkan beras tridatu. Hasilnya nanti akan dikerjasamakan dengan Perusahaan Daerah Dharma Santika (PDDS).
Perbekel Desa Tajen, I Gusti Made Sukerta mengatakan, pengembangan beras Tridatu ini bagian dari upaya mensejahterakan petani. Disamping menjaga ketahanan pangan di desa Tajen. Beras tersebut yakni beras merah cendana, beras merah arumba, beras 05 (putih) dan beras hitam.
Sebagai awal pengembangan telah dilakukan panen di luas 20 are untuk beras merah arumba, Jumat (30/12). Sementara, beras merah cendana, beras hitam dan beras 05 masih menunggu panen dalam beberapa hari mendatang.
Pengembangan ini dilakukan karena di tahun 2022 desa dialokasikan dana sebesar Rp146 juta. Program berkelanjutan akan dilakukan di tahun 2023. Bahkan bibit yang dihasilkan di tahun 2022 akan dijadikan pengembangan lanjutan.
Gusti Sukerta menambahkan, luas Subak Tajen 117 hektar diharapkan pengembangan ini nantinya terbiasa dilakukan oleh seluruh petani. Karena dari segi hasil khusus beras merah umbara memang menjanjikan, sebab dari 28 are yang dipanen petani dapatkan 800 kilogram padi dengan perlakuan semi organik.
Menurutnya, masa tanam tiga beras yang dikembangkan ini tak sampai memakan waktu 6 bulan. Umurnya 105 sudah siap panen sehingga dalam setahun bisa dilakukan panen 2 kali. “Tidak seperti beras di Jatiluwih, sehingga harapan kami petani serempak ikut mengembangkan,” katanya.
Bahkan dalam pengembangan padi tridatu ini, Desa Tajen juga dibantu untuk mewujudkan ketahanan pangan dari Kodim 1619/Tabanan. Panen padi demplot umbara ini dibantu Danramil Penebel dan sejumlah muspika di Kecamatan Penebel. (Puspawati/balipost)