BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Tamanbali segera menggelar upacara mecaru dan guru piduka pasca terbakarnya bangunan meru di Pura Puseh Desa adat setempat. Upacara tersebut rencananya dilaksanakan Selasa (3/1).
Bendesa Adat Tamanbali Sang Kompyang Suarjaksa Senin (2/1) mengatakan pascaterbakarnya pelinggih meru akibat sambaran petir, pihaknya meminta petunjuk kepada sulinggih. Berdasarkan petunjuk pihaknya segera menggelar upacara mecaru dan ngaturang guru piduka. “Rencana kami akan laksanakan mecaru dan ngaturang guru piduka besok jam 7 malam,” ungkap Suarjaksa.
Tujuan diadakannya upacara mecaru dan guru piduka untuk membersihkan areal pura secara niskala. Upacara tersebut, menurutnya penting dilaksanakan segera mengingat sudah mendekati hari raya Galungan. “Lagi dua hari kan sudah Galungan, biar bisa Krama sembahyang ke Pura Puseh,” kata Suarjaksa.
Diungkapkan, bangunan Pelinggih Meru Tumpang 7 yang terbakar tersebut baru selesai dibangun dan diplaspas sekitar dua bulan lalu. Kebakaran yang terjadi Minggu malam mengakibatkan kerusakan pada atap dan kayu. Kerugian akibat kejadian itu ditaksir mencapai Rp 225 juta.
Suarjaksa mengatakan pasca terbakar, Pelinggih meru tumpang 7 tersebut nantinya harus dibangun ulang. Pihaknya akan parum dengan Krama untuk menentukan langkah selanjutnya. Di samping itu, pihaknya juga akan mohon petunjuk kepada sulinggih,kapan boleh membangun lagi pasca kebakaran.
Sebagaimana yang diketahui, kebakaran pelinggih meru tumpang Pitu di Pura Puseh Desa Adat Tamanbali, Bangli terjadi Minggu (1/1) sekitar pukul 19.00 WITA. Kejadian berlangsung saat wilayah Bangli diguyur hujan disertai petir. Diduga kebakaran meru dipicu akibat sambaran petir.
Selain mengakibatkan kebakaran, hujan disertai petir hari itu juga berdampak pada kerusakan atap rumah milik seorang warga di Desa Batur Utara. Sebagaimana data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangli kerusakan atap terjadi akibat diterbangkan angin.
Di Desa Bayung Gede, Kintamani terjadi pohon tumbang dan menimpa pagar tembok pembatas Pura Ulun Suwi sepanjang kurang lebih 5 meter serta menimpa puluhan pohon jeruk milik warga. Di Desa Belanga, hujan mengakibatkan dahan beringin patah dan menutup badan jalan desa.
Dampak hujan juga menyebabkan pohon Pinus tumbang dan menimpa kabel listrik PLN serta menutup akses jalan desa di Desa Mengani. Di Desa Suter, sebuah mobil milik warga Desa Abang Songan tertimpa batang pohon yang patah. (Dayu Swasrina/balipost)