LAMPUNG, BALIPOST.com – Gunung Anak Krakatau, Lampung mengalami erupsi, Rabu (4/1). Peristiwa erupsi terjadi pukul 15:09 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 3.000 meter di atas puncak (± 3.157 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 65 mm dan durasi sementara ini ± 1 menit 37 detik.
Kepala pos Pengamatan Gunung Api, Gunung Anak Krakatau Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Andi Suwardi, dikutip dari Kantor Berita Antara mengatakan kondisi Gunung Anak Krakatau saat ini berada pada level III. “Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level III (Siaga),” kata Andi.
Dia mengimbau untuk masyarakat, pengunjung dan wisatawan dilarang mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius lima kilometer. “Masyarakat, pengunjung, wisatawan dan pendaki tidak boleh mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif,” kata dia.
Sementara itu, salah seorang kepala dusun Pulau Sebesi Riko mengatakan masyarakat Pulau Sebesi resah atas sering terjadinya erupsi Gunung Anak Krakatau.
“Iya mas, kami warga merasa resah atas sering terjadinya erupsi Gunung Anak Krakatau,” kata Riko saat dihubungi di Bandarlampung.
Dia mengatakan warga sekitar masih trauma atas insiden tsunami 2018. “Kalau dibilang trauma pasti trauma mas, karena kan tsunami 2018 lalu akibat longsoran dari Gunung Anak Krakatau itu,” ujarnya.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau statusnya masih siaga. Warga diimbau tidak terpengaruh isu hoaks. (kmb/balipost)