BANGLI, BALIPOST.com – Produk kerajinan anyaman bambu bermotif batik banyak diminati konsumen. Sayangnya, para perajin kesulitan memenuhi bahan baku, seperti yang dialami perajin I Wayan Karmen.
Ia mengatakan karyanya banyak diminati, terlebih saat hari raya Galungan dan Kuningan seperti sekarang. Produk buatannya seperti sokasi dan kepe laris manis.
Sayangnya di saat permintaan banyak, Karmen kesulitan mendapat bahan untuk membuat produk kerajinanya. Ditemui di rumahnya di Desa Jehem, Tembuku, Rabu (11/1), ia mengaku saat ini dirinya cukup kewalahan melayani permintaan.
Permintaan yang datang naik hingga seratus persen. Di saat permintaan sedang banyak-banyaknya, ia kesulitan mendapat bahan baku berupa anyaman bambu yang setengah jadi (masih polosan).
Selama ini, Karmen memasok bahan setengah jadi dari sejumlah perajin anyaman bambu di wilayah Bangli. Ia kemudian menghiasnya dengan motif batik.
Teknik membatik yang dilakukan sama seperti membatik pada lembaran kain. “Sekarang saya sulit dapat bahan karena masih suasana hari raya. Perajin (anyaman bambunya) masih banyak yang libur,” katanya.
Dikatakan Karmen saat hari raya Galungan dan Kuningan, biasanya produk kerajinan buatannya yang paling banyak diminati konsumen berupa kepe. Sementara permintaan sokasi/keben biasanya lebih banyak datang saat tahun baru dan Nyepi. “Saat tahun baru lalu yang banyak nyari sokasi dari bank dan LPD. Untuk dipakai souvenir,” ungkapnya.
Selama ini produk buatannya banyak dibeli pengepul. Tidak saja di wilayah Bali, produknya juga sudah merambah konsumen di luar Bali, seperti Lombok.
Produk buatan Karmen selama ini tampil beda dengan produk sokasi/anyaman bambu perajin pada umumnya. Sebab Ia menuangkan aneka motif batik sebagai hiasannya.
Sokasi batik buatannya memiliki ketahanan yang lebih lama dibanding produk sokasi lainnya. Supaya tetap diminati, ia terus menciptakan motif-motif batik baru yang menarik. (Dayu Swasrina/balipost)