Sejumlah pedagang mendatangi rumah anggota DPRD Jembrana, H. Yunus untuk menyampaikan keresahan mereka terkait revitalisasi pasar. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Ratusan pedagang Pasar Umum Negara, Senin (23/1) menyampaikan keresahan mereka terkait rencana revitalisasi pasar. Warga pasar tradisional terbesar di Jembrana ini mendatangi rumah anggota DPRD Jembrana, H. Yunus yang berdekatan dengan pasar dan menyampaikan keluh kesah mereka.

Warga pasar tidak masalah bila dilakukan pembangunan atau perbaikan pasar. Hanya saja mereka menolak kalau bangunan dibuat bertingkat.

Gede Diarmika, salah seorang pedagang Pasar Umum Negara mengatakan keresahan ini setelah beberapa pedagang melihat gambar desain pasar umum. “Kalau direvitalisasi seperti itu, dari contoh (pasar) yang sudah ada, tidak maksimal untuk kepentingan pelaku pasar,” kata dia.

Baca juga:  Difasilitasi, Produk Olahan Warga Korban Bencana Masuk Pasar Modern

Saat ini saja dengan lapak yang ada, para pedagang sudah sepi. Apalagi harus berjualan di lantai dua.

Keresahan serupa juga disampaikan Ibu Suti (57) pedagang buah. Kalau bangunan pasar dibangun bertingkat, ia sangat tidak setuju. Namun bila ada perbaikan atau rehab tanpa bangunan berlantai dua atau tiga, warga mendukung. “Kami harap aspirasi kami ini jadi masukan. Sudah banyak contoh, Peken Ijogading yang dibuat bertingkat juga sepi,” katanya.

Anggota DPRD Jembrana, H. Yunus mengatakan kedatangan ratusan pedagang ini spontanitas terkait rencana pemerintah Kabupaten Jembrana untuk revitalisasi pasar. “Kami selaku wakil masyarakat menyerap aspirasi warga pasar ini. Saya sampaikan kepada warga, jangan ada prasangka yang tidak baik terhadap pemerintah. Karena kita belum bertemu dengan Bapak Bupati selalu orang tua kita,” ujarnya. Aspirasi ini menurutnya akan segera disampaikan ke Bupati.

Baca juga:  Desember, Peluang Cuaca Ekstrem Tinggi

Terpisah, Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan tujuan revitalisasi ini menuju pedagang yang lebih sejahtera, berjualan nyaman. Saat ini memang belum sosialisasi langsung dengan pedagang.

Sehingga wajar warga belum memahami apa yang rencananya dilakukan. “Kita sudah riset di beberapa pasar. Ini resolusi yang terbaik bagi mereka. Nanti kita bagi tiga alternatif, pasar tradisional tetap seperti itu. Khusus untuk pakaian di belakang (pasar inpres) tetapi konsep yang modern. Parkir juga di bawah, begitu juga penataan food court yang merupakan pasar senggol saat ini,” kata Bupati.

Baca juga:  Bupati Artha Bersama Kajari Jembrana Tandatangani Nota Kesepahaman

Menurut Bupati wajar belum menerima, karena itu segera akan dilakukan sosialisasi. Momentum revitalisasi pasar ini penting untuk mendukung pariwisata Bali Barat nanti jika jalan Tol Gilimanuk-Mengwi sudah selesai dibangun. “Karena itu ketika ada APBN dengan anggaran lebih dari Rp 100 miliar, kita ambil (revitalisasi) namun dengan catatan sesuai kehendak pedagang pasar. Misalnya ukuran sesuai kios sekarang dan lain-lain. Pasar Tradisional tetapi modern. Sehingga menjadi pasar yang representatif, tidak jorok,” kata Bupati Tamba. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *