Tembok rumah dan bangunan Pelinggih Kemulan milik Kadek Kari Asmuniawan (29), warga Dusun Kawanan Desa Petandakan Kecamatan Buleleng rusak setelah tertimbun pagar pembatas tanah milik tetangganya longsor, Jumat (3/2) dini hari. (BP/mud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Tanah longsor terjadi di Dusun Kawanan, Desa Petandakan, Kecamatan Buleleng, Jumat (3/2) dini hari. Pagar pembatas lahan tiba-tiba ambruk, setelah diguyur hujan deras sejak Kamis (2/2) malam.

Material longsor itu lantas menimpa tembok rumah, dapur, kamar mandi, dan Pelinggih Kemulan milik Kadek Kari Asmuniawan (29). Korban menuturkan, sebelum kejadian, dirinya dan istri, Putu Eka Yardini (26), kedua anak, serta kerabatnya bersitirahat di dalam rumah.

Sekitar pukul 23.00 WITA, korban mendengar suara gemuruh di samping rumahnya. Dia bergegas keluar rumah dan saat itu ditemukan sebagian pagar pembatas tanah milik tetangganya telah longsor.

Baca juga:  Tanah Longsor Tutup Jalan di Bukit Abah

Material longsoran itu menutup air irigasi Subak Lawas yang persis berada di bawahnya. Air itu kemudian meluap sampai menggenang areal pekarangan dan kamar. “Sebelumnya hujan deras dan awlanya saya kira senderan di belakang rumah yang longsor. Sebagian tembok ini sudah longsor dan air irigasi naik karena salurannya tertutup,” katanya.

Karena panik, ia bergegas memindahkan barang-barang ke tempat lebih aman. Saat itu, longsor kedua kembali terjadi disertai tumbangnya Pohon Kelor yang tumbuh di lahan milik tetangganya. Longsor kedua ini kemudian menimbun dapur dan kamar mandi.

Selain itu, bangunan Pelinggih Kemulan mengalami kerusakan karena tertimpa material longsor. Ia juga mengalami luka lecet pada kakinya setelah terpeleset saat memindahkan barang miliknya.

Baca juga:  Nelayan asal Bunutan Terdampar di Lombok Utara

Untuk sementara, dia tinggal sementara di rumah orangtuanya yang tidak jauh dari lokasi kejadian. “Sisa senderan di belakang rumah saya ini sudah rapuh, saya tak berani tinggal di rumah, sehingga sementara waktu saya numpang di rumah orangtua,” tegasnya.

Sementara itu, Perbekel Petandakan, Wayan Joni Arianto mengaku prihatin dengan kejadian yang menimpa warganya itu. Untuk membantu meringankan beban penderitaan korban, pihkanya melaksanakan gotong royong bersama tetangga, personel Bhabimkamtibmas dan Babinsa membersihkan material longsor yang menimbun rumah korban.

Ia mengaku sudah melakukan pendataan dan melaporkan kejadian tersebut kepada pemerintah kecamatan, Dinas Sosial (Dinsos), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng. “Harapannya warga kami ini dibantu untuk bisa memperbaiki kerusakan rumah, apalagi keluarga ini termasuk kurang mampu,” jelasnya.

Baca juga:  Menyoal Heli Jatuh di Pecatu, Pecinta Layang-layang Salahkan Pengusaha

Selain rumah Asmoniawan, tembok penyengker rumah Made Sukerta (57) juga longsor. Senderan dengan panjang sekitar 10 meter dan tinggi 2 meter ini ambruk karena hujan deras.

Selain itu, bangunan tempat pembuatan batako milik Wayan Santia (72) rusak karena tertimpa material penyengker rumah longsor. Selain itu, puluhan batako yang sudah dicetak dan siap dijual ikut tertimbun material longsor. (mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *