Suasana sosialisasi program kontribusi wisatawan ploleh para pelaku industri di Kantor Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali, Jumat (3/2). (BP/win)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pariwisata (Dispar) Bali menerapkan kebijakan kontribusi wisatawan. Bahkan, kebijakan ini telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kontribusi Wisatawan Untuk Pelindungan Lingkungan Alam Dan Budaya Bali dan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 27 Tahun 2020 tentang Penerimaan Kontribusi Wisatawan untuk Pelindungan Lingkungan Alam dan Budaya Bali.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, mengatakan kebijakan ini dilakukan mengingat Bali sebagai destinasi wisata, yang perekonomiannya hanya mengandalkan sektor pariwisata. “Ini sifatnya sukarela, tidak ada unsur pemaksaan,” tegasnya, Jumat (3/2).

Kebijakan ini sudah diluncurkan pada 29 Juli 2022. “Asumsi kami, kontribusi wisatawan ini 5 persen dari target sebanyak 4,5 juta wisatawan asing ke Bali, yakni akan mampu menyumbang sebanyak Rp 31,5 miliar PAD Bali di tahun 2023 ini. Ini baru asumsi, sambil jalan nanti akan dilakukan evaluasi per minggu, termasuk payment gateway,” ujarnya.

Baca juga:  Dari Patung Bung Karno Dipindah hingga Pohon Tumbang di Pura Tamba Waras

Wisatawan menyumbang langsung dengan cara men-scan barcode aplikasi We Love Bali yang sudah disediakan di hotel-hotel, mobil transport, daya tarik wisata, restoran dan lain-lain, yang ada di seluruh Bali.  Kemudia, mereka diizinkan mentransfer nominal yang akan disumbangkan.

Terkait kontribusi ini, Ketua Tim Percepatan Kontribusi Pariwisata, I Gusti Agung Rai Suryawijaya menuturkan, pihaknya telah melakukan survei ke sejumlah wisatawan. Kata dia, wisatawan menyambut dengan antusias. “Mereka sangat antusias membantu sepanjang kontribusi mereka itu kegunaannya dilakukan secara transparan,” tutur Agung Rai yang juga Ketua PHRI Badung ini.

Baca juga:  Gelondongan Kayu Penuhi Pesisir Pantai Jembrana

Gung Rai mengatakan bahwa, Gubernur Koster dalam membangun Bali sesuai dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, menata secara fundamental untuk menciptakan pariwisata yang berkualitas dan bermanfaat. Untuk itu, lanjut dia, perlu kesadaran kolektif untuk menjaga pariwisata budaya yang diusung Bali. “Dalam empat tahun kepemimpinan Bapak Gubernur Koster, ekosistem pariwisata diperhatikan betul dengan membangun infrastruktur terkoneksi baik itu darat, laut, dan udara. Bahkan, membangun objek wisata, seperti Turyapada Tower, Pusat Kebudayaan Bali, penataan kawasan Besakih, hingga rencana pembangunan paramount di Jembrana. Ini langkah nyata Gubernur Koster untuk menciptakan Bali the Best Destination in the World,” tandasnya.

Baca juga:  Gianyar Belum Bisa Berlakukan Zonasi PPDB 2017

Nada dukungan juga disampaikan Ketua Indonesia Hotel Manager Association (IHGMA) Bali, Yoga Iswara. Kontribusi ini sifatnya sukarela bagi wisatawan emosi kepedulian untuk menjaga alam, budaya, dan lingkungan Bali secara berkelanjutan. “Ini bukan hanya tugas dari masyarakat maupun pemerintah Bali, akan tetapi semua pihak. Termasuk wisatawan. Sifatnya yang sukarela ini untuk mengajak wisatawan yang memiliki emosi khusus, dalam merestorasi Bali. Ini langkah yang sangat luar biasa untuk bersama-sama menjaga,” ungkapnya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *