Rubuh - Pagar pembatas gedung SDN 2 Mayong di Kecamatan Seririt rubuh, akibat hujan deras, Kamis (2/2) malam lalu. (BP/ist)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Sederet bencana alam terjadi di Buleleng setelah, hujan deras dengan intensitas tinggi terjadi, sejak Kamis (2/2) hingga Jumat (3/2) dini hari.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, bencana alam yang terjadi seperti, pagar pembatas gedung SDN 2 Mayong di Kecamatan Seririt rubuh. Selain itu, longsor juga melanda panyengker di Pura Bale Agung Desa Adat Lemukih di Kecamatan Sawan.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Buleleng Putu Ariyadi Pribadi mengatakan, pagar pembatas SDN 2 Mayong itu dilaporkan telah ambruk, setelah guru dan siswa melaksanakan aktifitas Proses Belajar Mengajar (PBM) di skeolah ini. Sesuai laporan itu, pagar pembatas yang ditemukan rubuh itu memiliki tinggi sekitar 2 meter dan lebarnya sekitar 46 meter.

Peristiwa ini terjadi pada Kamis (2/2) malam lalu. Sebelum kejadian ini, hujan dengan intensitas tinggi melanda Desa Mayong dan sekitarnya. Diduga, karena tanah tersebut labil karena tergerus hujan, pagar pembatas di sekolah ini akhirnya rubuh. Bukan hanya itu, saat kejadian, pagar pembatas yang ambruk ini mulai dari bagian pondasinya serta konstruksi atasnya yang terbuat dari batako.

Baca juga:  Kapolresta Sebut Kasus Selebgram Menonjol, Ini Alasannya

“Laporan kecamata yang kami terima itu kejadian malam kemarin, dan posisi pondasi dan temboknya lebih tinggi, dari lahan di sebelahnya, sehingga karena tergerus hujan dalam waktu lama tanahnya labil dan seluruh konstruksi pagar ini ambruk,” katanya.

Dari kejadian ini, BPBD telah melakukan pendataan terkait kerusakan yang terjadi. Dari perhitungan awal, kerusakan materiil yang ditimbulkan akibat bencana ini sekitar Rp 60 juta. Untuk penanganan awal, kemarin aparat kepolisian bersama guru, dan para orangtua siswa gotongroyong membersihkan bongkahan beton yang ambruk itu. Dengan demikian, lingkungan sekolah tidak terganggu dengan dampak bencana yang terjadi.

Sementara di hari yang sama, TRC BPBD Buleleng juga menindaklanjuti laporan bencana tanah longsor yang terjadi di areal Pura Bale Agung di Desa Adat Lemukih, Kecamatan Sawan. Dari pendataan yang dilakukan, penyengker di pura ini ditemukan telah longsor. Diperkirakan panjang penyengker yang ambruk itu sekitar 5 meter dan lebar sekitar 3 meter. Selain itu, akibat longsor ini, pada ruang dapur (pewaregan-red) juga mengalami kerusakan. Bangunan ini berukuran 5 kali 4 meter dengan tinggi 3 meter.

Baca juga:  New Honda ADV160 Hadir di Bali

Terkait penyebab penyengker ini ambrol, diduga karena tanahnya labil dan diperparah hujan deras melanda Desa Lemukih dan sekitarnya. Karena tidak kuat menahan beban di atasnya, sehingga pondasi penyengker tergerus, hingga akhirnya terjadi longsor. “Kerusakan bangunan di kawasan Pura Bale Agung Lemukih itu, diperkirakan mencapai Rp 25 juta,” jelasnya.

Sementara itu, bencana tanah longsor juga terjadi di Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar. Tanah tebing milik warga di di desa ini tiba-tiba longsor setelah hujan deras terjadi. Tanah ini kemudian menimbun tembok samping rumah milik Putu Laba. Beruntung, tanah tidak sampah menimbun ruang kamar, namun hanya menutup pekarangan korban. Pasca kejadian ini, korban bersama kerabat dibantu warga dan aparat desa kemarin melaksanakan gotong royong membersihkan tanah yang menimbun areal pekarangan rumah korban.

Baca juga:  Harmonisasi Kegiatan Desa Adat Ditengah Pandemi Covid-19

Di Banjar Dinas Kanginan Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan juga dilaporkan longsor. Tanah di pinggir jalan dengan lebar 8 meter dan tinggi dan tinggi 7 meter ini tergerus hujan deras. Material tanah ini kemudian menimbun jalan sempit tepat di bawahnya yang akan menuju ke rumah salah satu warga.

Dari kejadian ini menyebabkan arus kendaraan yang melintas harus ekstra hati-hati karena jalan sempit dan tanahnya masih labil, sehingga rawan terjadi longsor susulan. Membantu warga melintas, TRC BPBD Buleleng telah melakukan pembersihan, sehingga sekarang jalan tetap bisa dilewati. (Mudiarta/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *