Pekerja melintasi "pelican crossing" di Jakarta, Senin (6/2/2023). Badan Pusat Statik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,31 persen secara tahunan (yoy), angka tersebut sesuai dengan target APBN 2022 yang dipatok pemerintah sebesar 5,1-5,3 persen (yoy). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Perekonomian Indonesia pada triwulan IV-2022 tercatat mampu tumbuh 5,01 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) berkat seluruh lapangan usaha yang tumbuh positif. “Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum. Namun industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta.

Dikutip dari kantor berita Antara, Senin (6/2), sektor transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum berhasil tumbuh masing-masing sebesar 16,99 persen (yoy) dan 13,81 persen (yoy), yang didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat serta peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.

Baca juga:  Pilkada Tak Berpengaruh Signifikan, Ini yang Dikhawatirkan Picu Inflasi di Bali

Dari subsektor angkutan rel, tercatat tumbuh 61,94 persen (yoy) didorong oleh peningkatan jumlah penumpang dan barang yang diangkut serta peningkatan mobilitas masyarakat saat libur sekolah serta Natal dan tahun baru. Subsektor angkutan udara pun mampu tumbuh 44,07 persen didorong oleh peningkatan jumlah penumpang angkutan udara serta peningkatan jumlah wisatawan mancanegara.

Setelah kedua sektor tersebut, kata Margo, pertumbuhan tertinggi tercatat pada sektor jasa lainnya yang meningkat 11,14 persen (yoy), diikuti jasa perusahaan 10,42 persen (yoy), informasi dan komunikasi 8,75 persen (yoy), perdagangan 6,55 persen (yoy), pertambangan 6,46 persen (yoy), serta industri pengolahan 5,64 persen (yoy),

Baca juga:  10 Bulan Terakhir, 6 Kali Bali Deflasi

Lalu, sektor pertanian tumbuh 4,51 persen (yoy), jasa keuangan 3,76 persen (yoy), pengadaan air 2,84 persen (yoy), jasa kesehatan 2,47 persen (yoy), pengadaan listrik dan gas 2,31 persen (yoy), administrasi pemerintahan 1,78 persen (yoy), konstruksi 1,61 persen (yoy), serta jasa pendidikan 0,42 persen (yoy). “Seluruh sektor utama, yaitu industri pengolahan, perdagangan, pertambangan, pertanian, dan konstruksi melanjutkan tren positif dan tumbuh mengesankan,” tuturnya.

Pada triwulan keempat tahun lalu, kata dia, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 1,17 persen. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan 0,84 persen, transportasi dan pergudangan 0,67 persen, informasi dan komunikasi 0,55 persen, serta sektor lainnya 1,78 persen.

Baca juga:  Dibanding Sebelum Pandemi, Kinerja Ekonomi Triwulan II Lebih Tinggi

Pertumbuhan industri pengolahan didorong oleh hilirisasi dan permintaan luar negeri. Adapun subsektor industri logam dasar berhasil tumbuh sebesar 15,12 persen (yoy) didorong oleh peningkatan produksi feronikel dalam negeri dan meningkatnya permintaan ekspor.

Sementara subsektor industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 8,68 persen (yoy)didorong oleh peningkatan bahan baku pertanian (padi dan sawit) dan peningkatan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan minyak inti sawit mentah (crude palm kernel oil/CPKO), serta tingginya permintaan luar negeri. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *