I Gede Yudhi Martahadi. (BP/Istimewa)

Oleh I Gede Yudhi Martahadi

Jika mendengar istilah tentang sehat mental tentu merujuk pada kondisi tidak sakit mental. Sangat penting kita mengetahui hubungannya antara kerja dan sehat mental. Bekerja penting untuk kehidupan. Jika kita tidak bekerja kita tidak akan bisa hidup, karena makan dan hidup kita dari hasil bekerja.

Jadi dapat dipastikan semua orang pasti bekerja, untuk memenuhi kehidupan lahir batinnya. Bekerja juga penting bagi kesehatan mental seseorang, karena bekerja mempengaruhi kesehatan mental. Kesehatan mental itu menjadi urusan semua orang, tua muda, kaya miskin, karyawan, pengangguran, manager, staf, dan lainnya karena dalam bekerja banyak sekali tantangan dan tugas yang perlu kita selesaikan. Saat itulah ujian kesehatan mental dimulai.

Ketika bekerja banyak hal terjadi, kadang kita merasa senang, kadang kita bosan, kadang kita ingin lari menghindar, kadang juga kita santai. Berbagai emosi mewarnai perasaan kita saat bekerja apalagi tiba waktu gajian, tiba-tiba saja ada perasaan bahagia bahagia.

Ternyata memang hidup tidak seindah yang pernah dibayangkan, banyak hal di dunia ini mengalami berubahan dengan cepat. Zaman terus berjalan, teknologi semakin berkembang dan tuntutan dunia kerja terus berubah, kebijakan dan aturan terus diperbaiki, sehingga adaptasi pada perubahan menjadi kunci penting dalam bekerja sebagaimana dijelaskan teori evolusi Darwin.

Baca juga:  Work-Life Balance Itu Penting, Ini 4 Alasannya

Globalisasi terjadi di berbagai industri, semua dituntut untuk cepat, masif, dan mendunia. Di sisi lain urbanisasi dan migrasi akibat bekerja terjadi besar-besaran. Orang-orang terpaksa harus pindah ke kota untuk mencari kerja penghidupan yang layak dan mapan, ditambah lagi majunya informasi teknologi mengakibatkan orang-orang dengan mudah mengakses informasi dunia yang ada di genggaman tangan.

Tidak mampunya orang untuk beradptasi  dengan perubahan akan menyebabkan buta terhadap informasi dunia. Hal ini memaksa kita untuk memperhatikan hal penting, yaitu kesehatan mental.

Banyak orang sering mendengar istilah stres bekerja, dimana orang-orang yang tetap bekerja dan ke kantor walau merasa tertekan, tidak nyaman, tidak bisa menikmati, merasa bosan, bahkan tidak betah dan ingin keluar dari pekerjaan. Bahkan kasus bunuh diri akibat stres kerja cukup tinggi di beberapa negara salah satunya di Jepang.

Tingginya tuntutan kerja mengakibatkan orang-orang kehilangan waktu untuk dirinya dan keluarganya. Meskipun pemerintah sudah mengatur waktu kerja dalam UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 dimana waktu kerja adalah 7 jam dalam sehari atau 40 jam dalam satu minggu untuk 6 hari kerja dengan 1 hari istirahat dalam 1 minggu atau 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Tapi kenyataannya tidak sedikit orang yang bekerja melebihi ketentuan tersebut dan hal ini akan mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

Baca juga:  PIN Khusus Masuk Ibu Kota 

Sehat mental adalah suatu keadaan kesejahteraan di mana setiap individu menyadari potensi-potensi dirinya, dapat mengatasi tekanan yang normal dalam hidup, dapat bekerja secara produkif dan baik, dan mampu memberikan kontribusi untuk lingkungan sekitar” (WHO,2003).

Definisi sehat mental dapat juga jabarkan sebagai berikut (a) Kondisi sejahtera atau bahagia, seseorang yang bahagia atau dapat menikmati hidupnya dia sudah memiliki ciri-ciri sehat mental; (b) Menyadari potensi diri, seseorang yang tahu kelebihan diri dan kekurangan diri; (c) mengatasi tekanan/stress normal keseharian; (d) Dapat bekerja secara produktif dan baik, tiap hari kita berkerja seharusnya kita selalu produktif, karena menghasilkan sesuatu; (e) memberikan kontribusi untuk sekitar, seseorang yang mampu memberikan manfaat bagi sekitarnya maka orang tersebut dapat dikatanan sehat mental.

Baca juga:  Sensus Penduduk dan Arah Pembangunan Bangsa

Kesehatan mental di dunia kerja akan sangat berpengaruh terhadap hal-hal berikut (a) Meningkatnya absensi karyawan dalam bekerja; (b) menurunnya produktivitas karyawan. Jika ada karyawan stress, dapat dipastikan dia tidak akan menguntungkan perusahaan; (c) meningkatnya biaya operasional perusahaan yang dikeluarkan karena karyawan yang tidak poduktif sehingga pendapatan perusahaan menurun dengan pengeluaran operasional tetap; (d) Munculnya biaya tidak terduga seperti, recruitmen karyawan baru, sampe pelatihan untuk peningkatan kualitas kerja pegawai.

Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam menangani masalah kesehatan mental adalah mengenali masalah kesehatan mental sekitar kita. Memahami apa yang sebenarnya terjadi di tempat kita bekerja dan problem apa yang rekan-rekan hadapi saat ini. Berikutnya adalah membangun komunikasi positif di lingkungan kerja, seperti membuat percakapan ringan, beberapa kali dengan humor, bercanda bukan menghina, menanyakan kabar, tidak melakukan bullying, tidak melabel buruk, memberikan apresiasi. komunikasi dan menjadi pendengar yang baik punya peran vital dalam membentuk lingkungan sehat mental.

Penulis, Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Manajemen Undiksha

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *