DENPASAR, BALIPOST.com – Sejalan dengan melandainya pandemi COVID-19 serta dicabutnya PPKM oleh pemerintah pusat, kini semua kegiatan adat dan keagamaan di Bali tidak dilakukan pembatasan. Sejumlah kegiatan rutin yang dilakukan di masing-masing desa adat juga sudah berjalan normal.
Seperti yang terlihat di Desa Adat Penatih. Bila sebelumnya dilakukan pengukuhan bendesa baru, belum lama ini juga digelar kegiatan keagamaan. Krama pengempon Pura Puseh Dadia, Banjar Adat Kalah, Desa Adat Penatih, Kecamatan Denpasar Timur melaksanakan upacara Munggel pelawatan lan ngelinggihang ring daksina serangkaian ngodak sesuhunan Ida Ratu Ayu. Upacara yang bertepatan dengan Tilem Sasih Keenam dipuput Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari dari Gria Wanasari Sanur.
Mangala Prawartaka Karya, Made Purna mengatakan, makna upacara munggel ini untuk melepas prerai atau tapel pelawatan selama proses perbaikan sesuhunan dan taksu Ida Sesuhunan distanakan atau dilinggihkan di daksina linggih. Mengingat, pelawatan Ida Ratu Ayu dilakukan perbaikan setelah hampir 10 tahun tidak dilakukan perbaikan, kemudian, pelawatan akan dipelaspas dan dipasupati kembali setelah perbaikan rampung.
“Tentunya kami selaku Prawartaka mengucapkan terimakasih atas dukungan semua pihak, sehingga rangkaian upacara ini dapat terlaksana dengan lancar. Semoga Ida Bhatara Sesuhunan senantiasa memberikan kerahyuan kepada kita semua,” ujarnya.
Dalam upacara ini, Wali Kota Denpasar juga turut serta hadir. Wali kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, bahwa pelaksanaan Karya Munggel pelawatan serangkaian ngodak sesuhunan ring Pura Puseh Dadia, Banjar Adat Kalah Desa Adat Penatih, ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Karenanya sudah sepatutnya seluruh elemen masyarakat, utamanya krama untuk menjadikan ini sebagai sebuah momentum dalam menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana
“Dengan pelaksanaan upacara ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai implementasi Tri Hita Karana,” ujar Jaya Negara. (Asmara Putera/balipost)