DENPASAR, BALIPOST.com – Perenang Bali pertama kalinya menyabet emas di PON Jabar 2016, Eva Lilian van Leenen, baru saja melahirkan putri pertamanya, Putu Orlia Madelief van Pradtama, pada 11 Januari. Ia pun belum siap turun di Pra PON, termasuk PON sekaligus menyatakan mundur dari atlet.
Kendati mundur dari atlet, dirinya tetap menggeluti renang hanya fokus menjadi pelatih. Maklum, renang sudah menjadi bagian dari hidupnya, dan mulai mencebur ke kolam sejak usia setahun. “Saya diajari renang sama papa sejak kecil. Apalagi, di Belanda hampir semua anak kecil wajib belajar renang, guna membekali diri untuk keselamatan (safety),” ungkap putri pasangan Gerrit van Leenen (alm) dengan Luh Lita ini.
Lilian kepada Bali Post, Minggu (12/2), mengisahkan, selama dua tahun menetap di Negeri Kincir Angin, Lilian pulang ke Buleleng bersama ibunya, sedangkan sang ayah masih mondar-mandir Bali – Belanda. “Selama tinggal dan sekolah di Buleleng, saya tetap berlatih renang,” ucap ibu muda yang akrab disapa Lili ini.
Bahkan, dia berlatih intensif di klub sejak kelas V SD, malahan sering juara di porjar Bulelemg maupun Bali, dan langganan merebut 2 emas sejak Porprov Bali 2015, 2017, dan 2019. Sementara Porprov 2022 jadi pelatih tim Buleleng karena hamil.
“Saya melahirkan melalui operasi, sehingga saya istirahat dan menjalani masa pemulihan, tak mungkin berlatih persiapan Pra PON,” jelas wanita kelahiran Rotterdam, 8 Maret 1995 ini.
Bagi Lili, ia menekuni renang tidak ada batas usia mulai SD, SMP, SMA, kuliah, sampai berumah-tangga. Prestasi Lili sendiri memecah kebuntuan dan pecah telor perenang Bali yang mendulang emas di PON XIX/2016 Jabar, di gaya dada 50 m, dan perak dada 100 m.
Hasil lainnya, di PON XX/2021 Papua, Lili meraih 2 perak dan 3 perunggu. Perenang Bali lainnya yang menyumbang emas di PON Papua adalah Komang Adinda Nugraha, di gaya punggung 50 meter. (Daniel Fajry/balipost)