Putri Suastini Koster. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali di bawah naungan Ny. Putri Suastini Koster memang terkenal cepat bergerak dalam upaya edukasi dan pelestarian kekayaan seni, tradisi, kerajinan, dan budaya Bali. Hal itu bisa dilihat dalam penjabaran Kinerja Dekranasda Bali sepanjang tahun 2019 s/d 2022, serta rencana kerja 2023 yang disampaikan oleh Ny. Putri Koster dalam acara “Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua Dekranasda, Manggala Utama Pakis MDA, Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia Provinsi Bali, Bergerak, Bekerja, Berbagi” di Lapangan Puputan Niti Mandala Renon, Denpasar, Jumat (24/2).

Di awal diangkatnya sebagai Ketua Dekranasda Bali, Ny. Putri Suastini Koster yang akrab disapa Bunda Putri itu mengaku menyadari permasalahan besar yang bisa sangat merugikan pengrajin Bali. Yaitu, ditirunya motif kain tenun Bali endek dan songket serta diproduksi di luar Bali dan dipasarkan di Bali. “Ini tentu sangat merugikan pengrajin kita, motif kita ditiru, diproduksi massal di luar Bali lalu dipasarkan di Bali dengan harga sangat murah. Market kita diambil, perputaran uang tidak terjadi di Bali dan lama-lama pengrajin kita bisa gulung tikar,” tegasnya di hadapan sekitar 3.500 hadirin yang terdiri dari Ketua Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali, Ny. Tjok. Putri Hariyani Ardhana Sukawati, Ketua Gatriwara DPRD Bali, Ny. Ningsih Wiryatama TP PKK tingkat Kabupaten/Kota, Kecamatan, hingga Desa, Ketua Dekranasda seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali, Manggala PAKIS se-Provinsi Bali, serta seluruh anggota PAI Daerah Provinsi Bali, serta Kepala OPD di Lingkungan Pemprov Bali.

Untuk itu, pendamping orang nomor satu itu pun bergerak cepat dengan mengajak para IKM/UMKM untuk memproduksi pakaian berbahan dasar endek yang dibeli langsung kepada para pengrajin asli Bali. Demi menggugah minat para IKM/UMKM untuk terus bergandengan tangan memperkenalkan endek, maka Dekranasda Bali memfasilitasi mereka dengan berbagai pameran. “Seperti pada tahun 2019, Dekranasda Bali aktif mengajak IKM/UMKM berpartisipasi dalam beberapa pameran, seperti Pameran Batam, Pameran HUT TMII, Inacraft 2019, Kriya Nusa 2019, Pameran Kerajinan Rakyat Bali, Pameran Crafina, Pameran Indocraft 2019 dan Pameran Trade Expo Surabaya 2019,” tuturnya.

Baca juga:  Fasilitasi UMKM, Dekranasda Bali Apresiasi Tawaran Mangga Dua Square

Ia menambahkan pada tahuhn 2019 sebanyak 122 IKM difasilitasi dan total omset diraih adalah Rp604 juta. Tahun 2020, seperti yang diketahui menjadi tahun perubahan, tidak hanya di Bali namun hingga seluruh dunia, ketika pandemi Covid-19 melanda. Sehingga beberapa program Dekranasda kala itu juga mengalami perubahan.

Bunda Putri menambahkan, anggaran Dekranasda saat itu juga dialihkan untuk penanganan dampak Covid-19. Dekranasda Provinsi Bali sebagai wadah para pengrajin di Bali, langsung turun tangan membantu para pengrajin yang menjadi salah satu sektor paling terdampak oleh Covid-19. “Tahun 2020 kita fokus membantu meringankan biaya hidup para pengrajin, dengan memberikan bantuan sekitar 144.800 kg beras dan 90.000 pcs masker untuk 6.436 pengrajin di seluruh Kabupaten/Kota di Bali,” jelasnya.

Pameran sendiri dengan cepat dialihkan oleh Bunda Putri dari pameran offline menjadi pameran virtual. Pameran virtual pertama kala itu adalah pameran lukisan Agus Mertayasa yang menghadirkan 45 karya lukisan dan 5 baju dengan total omset mencapai Rp 95 juta lebih. Untuk mengulang kesuksesan pameran virtual pertama, Dekranasda Provinsi Bali kembali menggelar Pameran Virtual yang memfasilitasi 6 IKM dengan 50 produk, dan tak tanggung-tanggung omset kala itu langsung menembus Rp 147 juta lebih.

Kecintaan istri Gubernur Bali, Wayan Koster ini kepada kerajinan dan juga pengrajin Bali, membuatnya menelurkan gagasan berupa Pameran IKM Bali Bangkit yang berpusat di Taman Budaya Denpasar. Tujuan utama dari digelarnya pameran tersebut adalah untuk membantu para IKM/UMKM menjual produknya, serta membantu para pengrajin untuk terus memproduksi kerajinan Bali. “Saya mengkurasi dengan sangat ketat para IKM/UMKM yang pameran di Art Center. Mereka harus menjual kerajinan asli Bali yang bahan bakunya dibeli di pengrajin asli Bali. Saya tidak mau ada barang tiruan di sana atau menjual produk yang kualitasnya sangat rendah. Karena saya ingin memperkenalkan kerajinan Bali sebagai warisan budaya yang adiluhung kepada khalayak,” paparnya.

Baca juga:  Putri Suastini Koster: Kaum Ibu Harus Kreatif Pertahankan Ekonomi Keluarga di Masa Pandemi

Tidak hanya membantu menggelar pameran, Ketua Dekranasda Provinsi Bali juga gencar mempromosikan kerajinan Bali yang dijual di IKM Bali Bangkit. Ia aktif terus mengundang para ASN yang saat pandemi masih mempunyai penghasilan penuh, para pejabat negara, petinggi negeri, hingga para delegasi pertemuan internasional di Bali.

Bahkan Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden juga sudah berkunjung ke IKM Bali Bangkit. Usahanya tersebut membuahkan hasil dengan catatan omzet sekitar Rp 16 miliar lebih di tahun 2021 dan melonjak sebesar Rp 30 miliar lebih di tahun 2022. “Untuk menarik minat pembeli, saya juga mengajak para ASN di seluruh OPD di Pemprov Bali, serta instansi dan organisasi di Provinsi Bali untuk berpartisipasi dalam Fashion Show karya IKM/UMKM yang pameran di IKM Bali Bangkit,” ujarnya.

Pameran Bali Bangkit sendiri tidak hanya digelar di Taman Budaya, tapi juga di mall-mall, hingga booth-booth even internasional, serta pameran di e-commerce Balimall.id. Tak hanya berhenti dalam memberdayakan para IMK/UMKM, Ny. Putri Koster menjaring anak-anak muda Bali yang bertalenta untuk mengembangkan kreativitas dan bisnis mereka dalam Bali Designpreneur Fashion Show 2022. Acara itu menampilkan karya-karya lima designpreneur terpilih. Selain difasilitasi Fashion show mereka juga difasilitasi modal hingga percepatan izin berusaha.

Kerja keras memperkenalkan kerajinan Bali ke kancah internasional terus dilakukan oleh Dekranasda Provinsi Bali dengan Ny. Putri Koster sebagai ketuanya. Berawal dari ketertarikan Rumah Mode Prancis Christian Dior untuk menggunakan kain tenun endek Bali dalam koleksi musim semi. Di sini Pemprov Bali mendorong Dior untuk membeli tenun endek langsung dari pengrajin Bali. Kesuksesan kerja sama tersebut, secara langsung juga telah mempromosikan endek Bali di kancah internasional.

Baca juga:  "Long Weekend," Wisdom ke Bali Alami Peningkatan

Pada kesempatan tersebut, para desainer juga mendapatkan kesempatan diundang oleh Christian Dior untuk mengunjungi rumah produksinya. “Sehingga itu menginspirasi saya untuk menggelar Fashion Show di Paris dengan menampilkan 40 rancangan busana dari 4 desainer dalam acara bertajuk Le Magnifique de Wastra Bali di akhir tahun 2022,” ungkapnya.

Sementara rencana kerja tahun 2023, Dekranasda Provinsi Bali masih akan terus memperkenalkan produk kerajinan Bali, seperti Pameran Bali Bangkit tahun 2023, fashion Show Akbar di GWK, Fashion Show di Tokyo Jepang, Pameran Display di Bandara Ngurah Rai, Pameran Kriya Nusa serta Pembuatan Majalah Bungan Sandat.

Bunda Putri berharap, ke depan kerajinan Bali, khususnya Tenun Ikat dan Songket bisa menjadi tuan rumah di Bali. Harus bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Bali terlebih dahulu lalu dipasarkan ke luar Bali bahkan hingga ke luar negeri. Ia juga berharap kelak Bali bisa menjadi superhub penjualan karya kerajinan nusantara. Gubernur Bali Wayan Koster tengah menyiapkan tempatnya yang rencananya berada di Kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung, berupa tempat expo terbesar di Bali, bahkan menyaingi JCC. “Jadi nanti kita akan mendisplay karya-karya pengrajin kita di sana, bahkan karya asli dari pengrajin luar Bali. Diharapkan tempat tersebut juga bisa menjadi salah satu destinasi wisata di Bali sehingga semakin mempopulerkan produk kerajinan Bali,” pungkasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *