Suasana pelaksanaan Sedang Barong Festival. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Guna meningkatkan pelestarian kesenian, tradisi, adat, dan budaya, Desa Adat Sedang secara rutin menggelar lomba bapang barong dan makendang tunggal. Lomba ini dikemas melalui Sedang Barong Festival. Kegiatan ini dilaksanakan setiap setahun sekali, tepatnya di penghujung tahun. Peserta lomba ini pun beragam dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan umum.

Bendesa Adat Sedang I Gusti Ngurah Jaya Putra mengatakan, lomba bapang barong dan mekendang tunggal ini dilaksanakan setiap tahun. Hal ini untuk melestarikan kesenian yang ada di Desa Adat Sedang. “Lomba ini setiap akhir tahun dilaksanakan,” ujar Jaya Putra.

Baca juga:  Lestarikan Tata Rias Penganten Bali Pakem Leluhur

Ketua Panitia Sedang Barong Festival, Putu Gede Hendrawan menjelaskan, kegiatan ini pertama kali di 2018 dan sempat terhenti pada 2020. Hal ini karena adanya pandemi Covid-19 yang mengharuskan pembatasan kegiatan. Lomba bapang barong dan makendang tunggal pun kembali dilaksanakan tahun 2022. “Pelaksanaannya setiap Desember, kita sebut dengan Sedang Barong Festival. kebetulan penyelenggaranya kami di Yayasan Paguyuban Kanda Pat” jelas pria yang akrab disapa Jero Hendra.

Menurutnya, peserta yang mengikuti lomba ini berasal dari seluruh Kabupaten/Kota di Bali. Untuk pesertanya sendiri sudah dipaketkan antara bapang barong dan makendang tunggal. Di tingkat SD ada 16 paket peserta, tingkat SMP ada 14 peserta, dan umum sebanyak 26 paket peserta. “Jadi yang sudah pernah menjadi juara Sedang Barong Festival tidak boleh ikut lagi. Untuk yang dari Sedang sendiri ada satu peserta makendang tunggal,” ungkapnya.

Baca juga:  Desa Jatiluwih Gelar Upacara Nangluk Merana

Dalam lomba tersebut, para peserta akan memperebutkan juara I sampai III, dan juara favorit. Untuk pemenang Jero Hendra menyebutkan akan meraih piagam penghargaan, dana pembinaan, piala juara I sampai III, dan piala bergilir untuk juara I.

Melalui kegiatan ini, Jero Hendra berharap dapat menumbuhkan minat generasi muda untuk melestarikan kesenian. Sehingga ia berencana akan menggelar kembali kegiatan serupa di tahun ini. “Jadi kegiatan ini kita pakai sebagai pancingan, supaya meningkatkan minat masyarakat, terutama generasi muda,” papar Jero Hendra yang juga tokoh masyarakat setempat.

Baca juga:  Desa Adat Nusamara Gelar Ngenteg Linggih di Pura Puseh

Pihaknya pun berharap ke depannya kegiatan ini mendapatkan dukungan dari pemerintah dan pengusaha lainnya. Sehingga dapat melestarikan kesenian, tradisi, adat, dan budaya. “Astungkara dumogi tidak ada halangan (akan dilanjutkan kembali). Karena kita juga sedikit kesulitan dari sponsor,” imbuhnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *