DENPASAR, BALIPOST.com – Seratusan ogoh-ogoh yang merupakan hasil karya para sekaa teruna di Denpasar mulai dinilai pada Kamis (9/3). Ada beberapa kriteria yang dinilai dalam lomba ogoh-ogoh kali ini.
Yakni kesesuaian tema dengan tampilan ogoh-ogoh, bahan yang digunakan, juga sentuhan teknologi yang diterapkan. Kriteria itu tetap mengacu pada kriteria yang dibuat oleh pemerintah Provinsi Bali. Seperti terbuat dari bahan organik dan ramah lingkungan.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Kota Denpasar, Raka Purwantara, ada sekitar seratus delapan puluhan ogoh-ogoh yang tersebar di empat kecamatan yang dinilai. Penilaian dilakukan serempak oleh empat tim.
Tiap tim melakukan penilaian dikecamatan yang telah ditentukan. Rinciannya adalah 60 ogoh-ogoh di Kecamatan Denpasar Timur, 38 ogoh-ogoh di Denpasar Selatan, 40 ogoh-ogoh di Denpasar Barat, dan 45 ogoh-ogoh di Denpasar Utara.
Walikota Denpasar mengucurkan BKK sekitar Rp10 juta rupiah pada tiap sekaa teruna untuk membiayai pembuatan ogoh-ogoh mereka. Dan pada tiga nominasi terbaik masing-masing kecamatan akan dinilai untuk mencari yang terbaik di tingkat kota.
“Pelaksanaan untuk mencari yang terbaik di tingkat kota akan dilaksanakan pada 18 Maret mendatang, yang bertempat di Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung Puputan Badung,” papar Kadisbud.
Penilaian itu nantinya akan dilangsungkan mulai pukul 15.00 WITA sampai selesai. Di saat yang sama juga ogoh-ogoh tersebut akan diparadekan.
Untuk 12 ogoh terbaik itu akan diberikan stimulan dari Wali Kota sebesar Rp20.000.000.
Selain itu, untuk tiga ogoh-ogoh terbaik di tingkat kota, Pemerintah Provinsi Bali memberikan hadiah sebesar Rp50 juta bagi terbaik satu, Rp35 juta untuk terbaik ke dua, dan Rp25 juta pada terbaik ke tiga.
Kadisbud Kota Denpasar menambahkan, lomba ini digelar pemerintah kota untuk menyalurkan kreatifitas sekaa teruna yang juga berkaitan dengan ritual pengerupukan. Selain itu, dalam membuat ogoh-ogoh Pemerintah Kota mewadahi kreatifitas tersebut pada Kesanga Festival.
Sementara itu, Ketua Panitia Ogoh-ogoh St. Dharma Cita, Banjar Abian Kapas Tengah 2023, I Putu Agung Arma Wisswabawa saat ditemui disela-sela penialain ogoh-ogohnya menerangkan pihaknya kali ini mengangkat tema Maya Tattwa, yakni empat bekal yang diterima tiap manusia sejak lahir. Ogoh-ogoh ini menerapkan beberapa teknologi, seperti hidrolik pada bagian kaki dan perutnya. Ini dimaksudkan untuk membuat ogoh-ogohnya bisa jongkok dan berdiri. Kemudian pada lehernya juga dipasang alat.
Ditambahkannya, ogoh-ogoh dibuat menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan seperti serabut kelapa, batang pohon kamboja yang dikeringkan, dan lainnya. Selain itu, pihaknya juga menerapkan sistem bongkar pasang atau knock down. Ini bertujuan untuk memudahkan mengeluarkannya dari dalam balai banjar.
Untuk pembuatan, dimulai pada Desember 2022 hingga awal Maret 2023. Sedangkan anggaran yang dihabiskan sekitar 50 juta rupiah. (Eka Adhiyasa/balipost)