BANGLI, BALIPOST.com – Lebih dari 400 ogoh-ogoh di Bangli akan diarak saat malam pengerupukan. Jumlah itu meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu untuk mengamankan pelaksanaan rangkaian Nyepi, Polres Bangli telah melakukan sejumlah persiapan. Selain menyiagakan personel, Polres Bangli juga telah memetakan daerah yang rawan terjadi gangguan keamanan saat pengerupukan.
Sebagaimana yang terungkap dalam rapat koordinasi extern yang digelar Polres Bangli Kamis (16/3), ogoh-ogoh terbanyak ada di Kecamatan Tembuku yakni sejumlah 140 ogoh-ogoh. Disusul Kecamatan Kintamani 124 ogoh-ogoh, Kecamatan Bangli 100 ogoh-ogoh dan Susut 79 ogoh-ogoh. Dibanding tahun 2022, jumlah ogoh-ogoh di Bangli tahun ini meningkat. Tahun lalu jumlah ogoh-ogoh di Kabupaten Bangli terdata hanya 128.
Dalam rangka pengamanan Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1945 Polres Bangli telah menyiapkan ratusan personelnya di puluhan titik di empat kecamatan. Polres juga menyiagakan personil di Mako.
Dalam melakukan pengamanan, Polres Bangli dibantu instansi terkait serta mitra Kamtibmas lainnya. Pengamanan akan dilakukan secara terbuka dan tertutup.
Polres juga telah memetakan daerah yang rawan terjadi gangguan keamanan saat hari pengerupukan terutama saat kegiatan lomba/parade ogoh-ogoh. Sesuai data Polres, lomba/parade ogoh-ogoh akan dilaksanakan masyarakat di sejumlah tempat diantaranya di Desa Adat Jehem yang akan diikuti 11 ogoh-ogoh, Desa Adat Cempaga 16 ogoh-ogoh, dan beberapa desa adat lainnya.
Dalam rakor yang melibatkan sejumlah instansi terkait itu, Waka Polres Bangli Kompol Nyoman Gatra menyampaikan potensi gangguan keamanan rawan terjadi saat pelaksanaan pengerupukan, yang disebabkan oleh miras. Karena itu ia meminta agar hal itu dipantau bersama.
Mengingat hari raya Nyepi beririsan dengan bulan puasa, pihaknya berharap situasi Bangli yang selama ini kondusif bisa tetap dipertahankan. Dalam rakor tersebut, Gatra juga menekankan agar Bhabinkamtibmas dapat memetakan kerawanan dan dapat menunjuk salah satu tokoh yang bertanggung jawab di desa untuk meminimalisir adanya gangguan kamtibmas. (Dayu Swasrina/balipost)
