MANGUPURA, BALIPOST.com – Momentum hari raya Nyepi dan datangnya hari raya Idul Fitri menyebabkan permintaan cabai mengalami peningkatan yang memicu terjadinya kenaikan harga. Untuk mengantisipasi hal ini, Pemkab Badung telah menyiapkan upaya antisipasi melalui berbagai program. Di antaranya, kegiatan Pengembangan Cabai, Denplot cabai dan program Kampung Cabai yang saat ini sudah berproduksi.
Kadis Pertanian dan Pangan (Kadispertan) Kabupaten Badung I Wayan Wijana, S.Sos, M.Si mengungkapkan hal itu usai menghadiri panen cabai bersama di Subak Perang dan Subak Serobian Kelurahan Lukluk Kecamatan Mengwi, Rabu (29/3) yang dihadiri pula oleh Sahli bidang ekonomi, keuangan dan pembangunan, Kabag Perekonomian, pekaseh subak Lukluk dan Kelompok tani Sari Amerta.
Menurut Wijana, luas tanam cabai saat ini di Badung sekitar 59,9 hektar dan luas panen baru 25,06 hektar dengan produksi sekitar 100 ton. Khusus untuk program Kampung Cabai di Subak Lukluk dan Subak Penarungan luasnya 20 hektar dengan produktivitas 8 ton/hektar, sehingga dari kampung cabai ini mampu memproduksi cabai sekitar 120 ton.
“Selanjutnya akan menyusul panen di Denplot cabai Subak Sengempel Desa Bongkasa dan di Desa Plaga serta Belok Sidan, Kecamatan Petang,” katanya.
Seiring dengan semakin pulihnya sektor pariwisata, kebutuhan cabai di Badung diperkirakan akan semakin meningkat saat ini sekitar 1.200 ton/tahun. Sedangkan, produksi cabai hanya berkisar 350 ton/tahun.
Hal ini disebabkan keterbatasan lahan karena harus berbagi dengan lahan untuk ketahanan pangan, khususnya padi dan komoditi lainnya. Seperti hortikultura dan bunga untuk kebutuhan upakara.
Pada 2023 ini pihaknya juga sudah menyiapkan kegiatan pengembangan cabai seluas 12 hektar terutama untuk mengantisipasi kenaikan harga yang rutin terjadi saat akhir tahun dan menjelang tahun baru. (Adv/balipost)